Perang Rusia Ukraina

Intelijen Amerika Serikat Berharap Lambatnya Laju Pasukan Rusia di Ukraina Bisa Bertahan Lama

Intelijen Amerika Serikat berharap lambat laju pasukan militer Rusia di medan pertempuran di Ukraina, bisa berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube ABC News
Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat memberikan keterangan setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di sela-sela agenda KTT G20 di Bali, Indonesia pada Senin (14/11/2022). Kabar terbaru dalam perang Rusia vs Ukraina hari ke-285 pada Senin (5/12/2022): AS memperkirakan lambatnya laju pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin di medan perang Ukraina, berlanjut hingga beberapa bulan mendatang. 

“Saya pikir kami tidak melihat bukti bahwa hal itu sedang dirusak saat ini. titik ini." imbuh Haines.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-282: Biden Siap Bicara dengan Putin jika Mau Akhiri Invasi

Rusia juga ingin memengaruhi kapasitas Ukraina untuk menuntut konflik dan ekonomi Kyiv telah terpukul keras.

“Ekonomi Ukraina sangat menderita. Itu sangat menghancurkan." beber Haines.

Sementara itu, Wakil Menteri AS untuk Urusan Politik Victoria Nuland bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv pada hari Sabtu.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-281: Kyiv Klaim Bunuh 500 Pasukan Putin dalam Sehari

Mereka membahas tentang pembicaraan damai antara Putin dengan Zelensky maupun dengan AS.

“Diplomasi jelas merupakan tujuan semua orang, tetapi Anda harus memiliki mitra yang bersedia,” ungkapnya kepada wartawan.

“Dan sangat jelas, apakah itu serangan energi, apakah itu retorika dari Kremlin dan sikap umum, bahwa Putin tidak tulus atau siap untuk itu,” katanya.

Baca juga: Krisis Energi, Ukraina Minta Bantuan Eropa untuk Perbaikan Jaringan Listrik yang Dirusak Rusia

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis (24/11/2022) bahwa dia siap untuk berbicara dengan Putin jika pemimpin Rusia itu tertarik untuk mengakhiri perang.

Tetapi gagasan itu mati dengan cepat ketika Kremlin mengatakan Barat harus mengakui aneksasi Rusia atas 4 wilayah Ukraina.

Sebagaimana diketahui, pada akhir September 2022 lalu, Putin mencaplok 4 wilayah Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, sebagai milik Rusia.

(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved