Brigadir J

Kerusuhan 1998 Buat Kamaruddin Buta, Pengacara Brigadir J: Marah ke Tuhan, Pemerintah, dan Mahasiswa

Pasalnya kerusuhan Mei 1998 membuat usaha Kamaruddin Simanjuntak Pengacara Brigadir J bangkrut hingga sangat merasa marah dan berujung pada kebutaan.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Kolase YouTube KOMPASTV | Irma Hutabarat - HORAS INANG
Simak kisah mengharukan Kamaruddin Simanjuntak sebelum ramai disorot karena menjadi Pengacara Keluarga Mendiang Nofriansyah Yoshua Hutarabat alias Brigadir J korban pembunuhan berencana di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022). Kamaruddin sempat buta akibat tragedi Mei 1998. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Sosok pengacara bernama Kamaruddin Simanjuntak tak luput dari sorotan dalam kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J).

Kamaruddin yang secara sukarela menjadi pengacara keluarga mendiang Brigadir J diketahui sebagai salah satu orang yang paling banter menyuarakan adanya kejanggalan dalam kasus pembunuhan ini.

Bahkan Kamaruddin turut berperan dalam membuka misteri kasus penembakan di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J tersebut.

Namun di balik sosoknya yang terlihat tegas dan berani, rupanya Kamaruddin menyimpan masa lalu yang sulit.

Baca juga: Penanganan Kasus Brigadir J Dinilai Lambat, Kamaruddin Simanjuntak: Ferdy Sambo Ini Full Power

Perjalanan hidup Kamaruddin sebelum akhirnya menjadi pengacara sukses ternyata dipenuhi lika-liku yang mengharukan.

Lahir di keluarga tak berada asal Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Kamaruddin memutuskan untuk merantau ke Ibu Kota Jakarta pada 1992 silam.

Kamaruddin memutuskan untuk pergi ke Jakarta karena ia gagal menggapai cita-citanya sebagai prajurit TNI.

Mengadu nasib di Jakarta, pria kelahiran 21 Mei 1974 itu bekerja serabutan dan tinggal menggelandang di kolong Jembatan Klender selama 3 bulan.

Baca juga: Kisah Pilu Kamaruddin sebelum Jadi Pengacara Brigadir J: Sempat Jadi PKL Hingga Buruh Cuci Piring

Mulai dari menjadi pedagang kaki lima (PKL), tukang cuci piring dan customer service di sebuah hotel di Jakarta telah dilakoni Kamaruddin yang saat itu hanya lulusan SMA.

Meski demikian, Kamaruddin dapat mengirimkan uang hasil jerih payahnya untuk keluarganya di Siborongborong.

Tak hanya membiayai sekolah 4 adik perempuannya, Kamaruddin bahkan dapat membuatkan orangtuanya rumah dari batu atau beton di kampung halaman.

Hal itu diungkapkan Kamaruddin saat menghadiri podcast Aktivis Perempuan Irma Hutabarat.

Baca juga: Cerita Kamaruddin Pengacara Brigadir J Punya Kakek Pahlawan Hampir Dihabisi Penjajah Belanda

"Ketika itu tahun '90-an, saya bangun itu rumah murah, Rp 35 juta, tahun '96-'97." ujar Kamaruddin seperti dilansir TribunGorontalo.com dari video di kanal YouTube Irma Hutabarat - HORAS INANG yang tayang pada Senin (26/9/2022).

Kamaruddin mengaku bahwa 1996-1997 adalah tahun-tahun masa berjayanya karena sudah menjadi pebisnis meski masih lulusan SMA.

"Tahun '96-'97 itu lagi jaya-jayanya saya, jaya-jayanya saya kan waktu itu pebisnis," kata Kamaruddin.

Sayangnya, tak lama setelah itu tepatnya pada tahun 1998, usaha konsinyasi apotek Kamaruddin bangkrut.

Baca juga: Lihat Polri Masih Takut, Kamaruddin Ungkap Ferdy Sambo Melobi Istana setelah Tembak Brigadir J

Usaha bisnis Kamaruddin gagal karena barang dagangnya ikut ludes terbakar akibat kerusuhan 1998 dalam aksi mahasiswa menuntut reformasi.

"Nah tapi '98 itu bangkrut, karena pembakaran itu," sebut Kamaruddin.

Atas kejadian itu, Kamaruddin mengatakan bahwa ia sempat marah kepada semuanya termasuk Tuhan, pemerintah, dan mahasiswa.

"Ketika bangkrut, saya buta karena saya marah, marah kepada semua. Marah kepada Tuhan, marah kepada pemerintah, marah kepada mahasiswa, kenapa ini dibakar kan gitu. Tragedi Mei '98," ungkap Kamaruddin.

Baca juga: Berperan Besar Ungkap Misteri Pembunuhan Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak sampai Dipeluk Emak-emak

Bak sudah jatuh tertimpa tangga, Kamaruddin yang amarahnya meledak-ledak akibat bisnisnya bangkrut kemudian mengalami kebutaan.

"Karena saya marah tidak terkendali, saya jadi buta, tahun '98." ucap Kamaruddin.

Saking merasa pesimis dan tak punya harapan, Kamaruddin sampau menyuruh kekasihnya yang telah menyandang gelar sarjana hukum untuk meninggalkannya.

"Jadi bahkan pacar saya, saya bilang 'udah tinggalkan saya, saya enggak ada harapan lagi'," beber Kamaruddin.

Baca juga: Pengacara Brigadir J Kamaruddin Simanjuntak Mau Adopsi Anak Ferdy Sambo Usia 1,5 Tahun

Kamaruddin menjelaskan bahwa ia buta karena demam tinggi yang dialaminya setelah sangat marah akibat bisnisnya hancur.

"Akhirnya karena marah enggak terkendali saya panas badannya, demam sangat panas sehingga mata saya buta," terang Kamaruddin.

Selama beberapa bulan mengalami buta, penglihatan Kamaruddin akhirnya dapat kembali setelah didoakan di sebuah gereja.

Kamaruddin yang mulai pulih pun kembali bekerja sebagai sales asuransi dan menjual sejumlah barang pabrik hingga mendapatkan omset miliaran rupiah sebelum akhirnya menjadi pengacara.

(Tribungorontalo.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved