Brigadir J

Kisah Pilu Kamaruddin sebelum Jadi Pengacara Brigadir J: Sempat Jadi PKL Hingga Buruh Cuci Piring

Bercita-cita jadi tentara, Kamaruddin Simanjuntak Pengacara Keluarga Brigadir J sempat menjadi gelandangan di kolong jembatan hingga buruh cuci piring

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Wahid Nurdin
Kolase YouTube KOMPASTV | Irma Hutabarat - HORAS INANG
Simak kisah mengharukan Kamaruddin Simanjuntak sebelum akhirnya banjir sorotan karena menjadi Pengacara Keluarga Mendiang Nofriansyah Yoshua Hutarabat alias Brigadir J korban pembunuhan berencana di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Mulai dari gagal meraih cita-cita untuk menjadi tentara, menggelandang di kolong jembatan, hingga jadi buruh cuci piring dan pengusaha bangkrut, begini perjalanan hidup Kamaruddin. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Kamaruddin Simanjuntak Pengacara Keluarga Mendiang Nofriansyah Yoshua Hutarabat (Brigadir J) ternyata menyimpan kisah mengharukan tentang perjuangkan hidup.

Sebelum menjadi pengacara sukses seperti saat ini terlebih setelah mendapat sorotan karena mengawal kasus pembunuhan Brigadir J, Kamaruddin telah mengalami berbagai kejadian sulit.

Bercita-cita menjadi seorang prajurit tentara, Kamaruddin terpaksa kembali ke kampung halamannya di Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara (Sumut).

Pasalnya, Kamaruddin ditolak saat mendaftar untuk menjadi tentara di Medan, Sumut.

Baca juga: Cerita Kamaruddin Pengacara Brigadir J Punya Kakek Pahlawan Hampir Dihabisi Penjajah Belanda

Sepulangnya ke kampung halaman, Kamaruddin yang telah lulus SMA disarankan untuk merantau ke Ibu Kota Jakarta pada tahun 1992.

Setelah berminggu-minggu tinggal bersama kerabatnya di Jakarta dengan harapan didaftarkan sebagai tentara, Kamaruddin memutuskan menjadi pedagang kaki lima dan tinggal di kolong Jembatan Klender, Jakarta Timur.

Kepada Aktivis Perempuan Irma Hutabarat, Kamaruddin mengaku bahwa ia hidup di bawah kolong Jembatan Klender sekitar selama 3 bulan.

"Saya pergi ikut berdagang kaki lima di kolong jembatan Klender," ujar Kamaruddin seperti dilansir TribunGorontalo.com dari video di kanal YouTube Irma Hutabarat - HORAS INANG.

Baca juga: Bukan Mohon ke Tuhan, Apa Arti Kata Doa Versi Pengacara Brigadir J? Terkait Cara Ferdy Sambo Melobi

"Sejak saat itu di situlah saya jadi gembel, tidak punya rumah, tidak punya apa-apa," lanjutnya.

Meski hidup serba kekurangan di bawah kolong jembatan Klender, Kamaruddin menyebut bahwa ia tetap mengirimkan uang untuk keluarganya di Siborongborong.

Uang tersebut digunakan untuk membiayai 4 orang adik perempuan Kamaruddin.

Nasib tak mengenakkan kembali dialami Kamaruddin saat barang dagangannya yang terkena razia harus dibakar oleh petugas.

Baca juga: Lihat Polri Masih Takut, Kamaruddin Ungkap Ferdy Sambo Melobi Istana setelah Tembak Brigadir J

"Suatu ketika kena razia maka di situlah semua dagangan itu karena dianggap pedagang ilegal, dibakar semua itu sama gabungan polisi, tantib, dan tentara," jelas Kamaruddin.

Setelah itu, Kamaruddin mencoba melamar pekerjaan di Hotel Ciputra Jakarta, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Di hotel tersebut, Kamaruddin dipekerjakan sebagai tukang cuci piring restoran.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved