Dampak Sanksi Barat-AS, Begini Nasib Poros Baru Ekonomi Asia

Poros baru ekonomi dunia yang digagas Rusia dan didukung China terancam gagal akibat sanksi barat dan Amerika Serikat (AS).

Editor: Lodie Tombeg
Kolase TribunGorontalo.com
Poros baru ekonomi dunia yang digagas Rusia dan didukung China terancam gagal akibat sanksi barat dan Amerika Serikat (AS). 

Pada Juli lalu, Pemerintah Indonesia mengatakan sedang mempertimbangkan tawaran Rusia untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Pada bulan yang sama, NovaWind-- anak perusahaan raksasa energi Rusia Rosatom--menandatangani kesepakatan dengan Vietnam untuk mengembangkan ladang angin 128MW, proyek luar negeri pertama mereka.

Saat berbicara di Forum Ekonomi Timur pada awal September lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin berkomitmen untuk memisahkan ekonomi negaranya dari negara-negara Uni Eropa yang telah menjatuhkan sanksi besar-besaran.

"Peran dari ... negara-negara di kawasan Asia Pasifik telah meningkat secara signifikan," ungkap Putin pada forum yang diadakan di kota pelabuhan Pasifik Rusia, Vladivostok, seraya menambahkan bahwa Asia memiliki "peluang baru kolosal bagi rakyat kita."

Doktrin angkatan laut Rusia yang baru diperbarui, yang diterbitkan pada 31 Agustus, juga bertujuan untuk meningkatkan eksistensi militernya di Timur.

Sanksi yang menusuk Ekonomi Rusia telah sangat terpukul oleh sanksi internasional yang dijatuhkan awal tahun ini, meskipun pemerintah menganggap bahwa mereka hanya akan berkontraksi sebesar 3 persen pada tahun 2022.

"Ini adalah kebutuhan geopolitik dan keinginan tulus untuk memosisikan Rusia sebagai sumber energi, sumber daya, peralatan pertahanan, dan dalam beberapa kasus, teknologi nuklir untuk ekonomi Asia yang sedang berkembang," kata Philipp Ivanov, CEO dari sebuah kelompok cendekiawan, Asia Society Australia.

Poros lain yang gagal? Para analis telah menyarankan bahwa poros terbaru Putin akan sama tidak berhasilnya dengan kecenderungannya ke arah Asia pada 2012 lalu, yang dijuluki kebijakan "Turn to the East” Moskwa.

Putin mengakui bahwa Xi memiliki pertanyaan dan kekhawatiran tentang perang di Ukraina.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan Rusia perlu "bergerak ke jalur perdamaian" setelah menghadiri KTT regional di Uzbekistan pekan lalu.

Putin telah secara terbuka mengakui bahwa Presiden China Xi Jinping memiliki "pertanyaan dan kekhawatiran" tentang perang.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Poros Baru Asia" Buatan Putin Terancam Gagal"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved