Konflik Rusia Vs Ukraina

Israel Bujuk Presiden Ukraina Berdialog dengan Putin 

Dunia berupaya mewujudkan perdamaian Rusia dan Ukraina. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Editor: Lodie Tombeg
kompas.com
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett 

Hegemoni Barat Hampir Berakhir 

Ukraina yang tengah bergejolak belakangan ini memicu demikian banyak reaksi. Serangan Rusia terhadap Ukraina, seperti kita ketahui telah menyebabkan PBB bersidang dan mengeluarkan resolusi tentang serangan Rusia ke Ukraina.

Sebanyak 141 negara menyatakan persetujuannya termasuk Indonesia, 5 negara tidak setuju dan abstain 35 negara.

Sementara itu, beberapa pihak di Indonesia, terutama Prof Hikmahanto Juwana sangat menyayangkan sikap Indonesia yang menyetujui Resolusi PBB tersebut.

Dijelaskan bahwa Indonesia hendaknya memosisikan dirinya pada pihak netral sesuai kebijakan luar negeri bebas dan aktif.

Prof Hikmahanto bahkan mendorong Indonesia dapat memanfaatkan posisinya yang netral untuk turut berperan berkontribusi ikut serta mengupayakan penyelesaian sengketa Rusia Ukraina dengan cara damai.

Terlepas dari itu semua, maka ada yang menarik dari resolusi PBB kali ini dibandingkan dengan resolusi PBB sebelumnya.

Rangkaian resolusi PBB yang terjadi beberapa dekade belakangan pada umumnya adalah membahas serangan negara-negara barat terhadap lawannya.

Serangan Amerika Serikat terhadap Irak, misalnya, merupakan salah satu yang hingga kini masih mengundang polemik berkepanjangan.

Sejak berakhirnya perang dunia ke dua, maka konflik dipermukaan yang terlihat selalu saja konflik yang berasal dari negara-negara NATO berhadapan dengan Pakta Warsawa.

Hal itu ditandai dengan era perang dingin selama 44 tahun yang berakhir dengan bubarnya Uni Soviet tahun 1991.

Konflik ideologi Komunis versus Demokrasi atau paham Liberalisme. Dapat dikatakan juga sebagai Amerika, Eropa dan sekutunya berhadapan dengan Uni Soviet/Rusia dan China.

Dunia dewasa ini bahkan seolah berada dalam persaingan Timur – Barat, dengan ujungnya yang kelihatan jelas berwujud perang dagang Amerika versus China.

Itulah semua pertikaian kepentingan negara-negara besar yang sangat memengaruhi temperatur atau suhu udara perdamaian global. Kembali pada Rusia versus Ukraina, maka peta kekuatan dunia memperlihatkan warna yang agak berbeda.

Amerika yang selama ini tampil sebagai Polisi Dunia karena merupakan negara yang memiliki kekuatan besar kini tampak “tidak berdaya” dalam dinamika konflik Rusia Ukraina.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved