Berita Nasional

Kenapa Longsor Majenang Jadi yang Terparah dalam 10 Tahun Terakhir?

Bencana tanah longsor yang melanda Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025) malam, disebut sebagai yang

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
PENCARIAN -- Tim SAR di lokasi bencana saat melakukan breafing terkait pencarian dan penyelamatan. 

TRIBUNGORONTALO.COM — Bencana tanah longsor yang melanda Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025) malam, disebut sebagai yang terparah dalam satu dekade terakhir.

Hujan deras sejak sore hari memicu longsor besar di Desa Cibeunying sekitar pukul 20.00 WIB, menyapu dua dusun sekaligus dan merusak sedikitnya delapan rumah warga.

Kepala Dusun Tarukan, Desa Cibeunying, menuturkan warga sempat mendengar suara gemuruh keras dari arah bukit sebelum material tanah dan kayu menerjang perkampungan.

“Suara gemuruh terdengar cukup keras, beberapa warga sempat keluar rumah untuk menyelamatkan diri,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).

Korban dan Dampak

Data terbaru dari Kantor SAR Cilacap mencatat ada 46 warga terdampak, dengan rincian 2 orang meninggal dunia, 23 selamat, dan 21 orang masih hilang.

Tim SAR bersama warga terus melakukan pencarian meski kondisi lapangan masih berbahaya.

Belasan korban luka juga telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Camat Majenang, Aji Pramono, mengatakan pengecekan masih dilakukan di sejumlah titik termasuk Dusun Cibuyut yang juga terdampak.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Cilacap, Priyo Prayudha Utama, menegaskan pencarian akan terus dilakukan hingga seluruh korban ditemukan.

Mengapa Disebut Terparah?

Longsor Majenang kali ini disebut paling parah dalam 10 tahun terakhir karena:

Jumlah korban hilang terbanyak: 21 orang masih dalam pencarian, angka yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Cilacap.

Kerusakan meluas: selain Desa Cibeunying, longsor juga terjadi di Desa Bener dengan kerugian mencapai Rp650 juta dan membuat lebih dari 200 warga mengungsi.

Bencana ganda: di kecamatan yang sama, banjir juga melanda Desa Wanareja dengan total 800 rumah terdampak, menjadikan bencana kali ini paling kompleks.

Akses transportasi lumpuh: material longsoran menutup jalan di Karangpucung dan Wanareja, memaksa BPBD menerjunkan alat berat untuk pembersihan.

Kondisi Pengungsi

Ratusan warga kini bertahan di balai desa dan rumah kerabat. BPBD Cilacap bersama Dinas PUPR masih bekerja memulihkan akses jalan dan memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved