Gorontalo Hari Ini
Pelayanan Puskesmas Dungaliyo Dikeluhkan Warga, Kapus dan Dinkes Kabupaten Gorontalo Buka Suara
Layanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, menjadi sorotan setelah seorang warga menyampaikan keluhannya
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Layanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, menjadi sorotan setelah seorang warga menyampaikan keluhannya di media sosial.
Keluhan ini disampaikan oleh Afliani Hikma, warga Desa Kalioso, yang merasa kecewa dengan pelayanan yang ia terima saat berobat.
Unggahan Afliani di Facebook sempat viral, menceritakan pengalamannya yang disebutnya tidak menyenangkan.
Afliani mengaku sudah tujuh hari sakit dengan kondisi gula darah di bawah 50 dan asam urat 10. Karena merasa lemas, ia datang ke Puskesmas Dungaliyo.
Afliani menuturkan bahwa ia merasa terlalu lama menunggu setelah mendaftar.
"Perawat hanya asyik berbincang. Nanti saya tanya, 'ses, masih lama?' Baru itu saya dipanggil masuk ruangan dokter," ujarnya seperti dikutip TribunGorontalo.com, Kamis (18/9/2025).
Ia juga mengaku tersinggung dengan gaya komunikasi dokter yang memeriksanya.
"Dokter bilang dengan nada tinggi, 'aduh, ibu pe gula darah rendah karena tidak makan-makan.' Padahal beliau tidak tahu kondisi saya di rumah," ungkap Afliani.
Selain itu, ia mengalami masalah saat pemeriksaan laboratorium. Petugas lab menyebut stik pemeriksaan gula darah dan asam urat habis.
"Petugas bilang tidak ada stok, tapi juga tidak ada usaha untuk mencarikan," keluhnya.
Puncak kekecewaannya terjadi di apotek, di mana ia kembali menunggu lama.
"Setelah menunggu lama, malah ditanya lagi apakah saya sudah diperiksa dokter. Karena kesal, saya akhirnya memilih pulang tanpa membawa obat," jelas Afliani.
Baca juga: Pakar Tata Kota Soroti Kebijakan Larangan Parkir di Depan Citimall Gorontalo
Tanggapan Pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Menanggapi keluhan ini, Kepala Puskesmas Dungaliyo, Sudirman M Umar, memberikan klarifikasi. Ia membantah pasien diabaikan, menjelaskan bahwa Afliani datang pada pukul 09.49 Wita dan langsung masuk antrean klaster tiga (kelompok pasien dewasa).
"Di klaster tiga pasien memang banyak, baik yang dirujuk maupun berobat biasa. Jadi pasien tetap dilayani, hanya saja harus menunggu giliran. Kami sudah menggunakan sistem rekam medik elektronik (RME), sehingga semua harus antre," kata Sudirman saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, Kamis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.