Berita Internasional

Madagaskar Kacau! Presiden Kabur Gara-gara Protes Generasi Z Meledak hingga Didukung Militer

Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina mengaku melarikan diri dari negara itu karena takut kehilangan nyawa.

Editor: Wawan Akuba
DOC
MADAGASKAR -- Andry Nirina Rajoelina (lahir 30 Mei 1974) adalah Presiden Otoritas Transisi Tertinggi Madagaskar dari Maret 2009 hingga Januari 2014 dan Presiden Madagaskar sejak 2019. Ia dikabarkan kabur usai protes pecah di negara tersebut. 

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), aksi protes tersebut telah menewaskan sedikitnya 22 orang dan melukai puluhan lainnya.

PBB mengecam “tanggapan brutal” aparat Madagaskar terhadap aksi yang pada awalnya berlangsung damai. Namun pemerintah membantah jumlah korban tersebut.

Rajoelina tidak mengungkap bagaimana ia keluar dari Madagaskar maupun di mana ia berada saat ini.

Namun, laporan media internasional menyebutkan bahwa ia dievakuasi menggunakan pesawat militer Prancis.

Kementerian Luar Negeri Prancis menolak berkomentar mengenai laporan tersebut.

Madagaskar merupakan bekas koloni Prancis, dan Rajoelina dilaporkan memiliki kewarganegaraan Prancis, sebuah fakta yang telah lama memicu ketidakpuasan di kalangan warga Madagaskar.

Situasi ini menjadi gejolak politik terbesar di negara berpenduduk 31 juta jiwa tersebut sejak Rajoelina pertama kali berkuasa lewat kudeta militer pada 2009.

Ironisnya, unit CAPSAT yang kini memberontak adalah kekuatan yang dulu membantu Rajoelina naik ke tampuk kekuasaan.

Dalam pidatonya, Rajoelina menyerukan dialog nasional untuk mencari jalan keluar damai dan menegaskan bahwa konstitusi harus dihormati.

Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda stabilisasi, sementara elite politik dan pejabat tinggi pemerintah mulai meninggalkan negara itu.

Mantan perdana menteri sekaligus penasihat dekat Rajoelina dilaporkan telah melarikan diri ke Mauritius dengan jet pribadi pada dini hari Minggu.

Pemerintah Mauritius menyatakan “tidak puas” dengan pendaratan pesawat tersebut di wilayahnya.

Dengan militer terpecah dan kepemimpinan yang kabur, masa depan Madagaskar kini berada di titik paling genting dalam lebih dari satu dekade di persimpangan antara reformasi demokratis atau kekacauan yang lebih dalam.

(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved