Berita Internasional

Madagaskar Kacau! Presiden Kabur Gara-gara Protes Generasi Z Meledak hingga Didukung Militer

Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina mengaku melarikan diri dari negara itu karena takut kehilangan nyawa.

Editor: Wawan Akuba
DOC
MADAGASKAR -- Andry Nirina Rajoelina (lahir 30 Mei 1974) adalah Presiden Otoritas Transisi Tertinggi Madagaskar dari Maret 2009 hingga Januari 2014 dan Presiden Madagaskar sejak 2019. Ia dikabarkan kabur usai protes pecah di negara tersebut. 

TRIBUNGORONTALO.COM — Presiden Madagaskar, Andry Rajoelina mengaku melarikan diri dari negara itu karena takut kehilangan nyawa.

Ia kabur setelah unit militer elite negaranya, CAPSAT, berbalik melawan pemerintah di tengah gelombang protes besar-besaran yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.

“Saya terpaksa mencari tempat yang aman untuk melindungi hidup saya,” ujar Rajoelina dalam pidato larut malam yang disiarkan melalui laman resmi Facebook Kepresidenan Madagaskar.

Pidato tersebut seharusnya juga tayang di televisi nasional, namun tertunda selama beberapa jam setelah sekelompok tentara berupaya mengambil alih gedung lembaga penyiaran negara.

Ketegangan politik di Madagaskar mencapai puncaknya pada Sabtu (12/10/2025), ketika unit militer elite CAPSAT (Corps des Personnel et des Services Administratifs et Techniques) secara terbuka bergabung dengan demonstran dan menuntut Rajoelina serta para menterinya mundur.

Langkah CAPSAT itu disebut Rajoelina sebagai “upaya ilegal untuk merebut kekuasaan” di negara kepulauan Samudra Hindia tersebut.

CAPSAT kemudian mengumumkan bahwa mereka menguasai seluruh angkatan bersenjata dan telah menunjuk pejabat militer baru, yang bahkan diakui oleh Menteri Pertahanan di tengah absennya presiden.

Komandan CAPSAT, Michael Randrianirina, menyatakan pasukannya memilih berpihak pada rakyat, namun membantah bahwa hal itu merupakan kudeta.

“Tidak ada kudeta. Kami hanya bersama rakyat. Rakyat Madagaskar yang akan menentukan apa yang terjadi selanjutnya,” katanya kepada wartawan.

Meskipun terjadi baku tembak singkat antara CAPSAT dan pasukan keamanan, tidak ada pertempuran besar di jalanan.

Sebaliknya, para tentara terlihat berkeliling dengan kendaraan lapis baja sambil melambaikan bendera Madagaskar, disambut sorak-sorai warga di ibu kota, Antananarivo.

Protes Dipimpin Generasi Z, 22 Orang Tewas

Gelombang protes yang melanda Madagaskar disebut sebagai gerakan sosial terbesar sejak Rajoelina berkuasa.

Aksi itu awalnya dipicu oleh krisis air dan listrik yang berlangsung lama sejak akhir September, namun kemudian berkembang menjadi gerakan menentang pemerintahan secara menyeluruh.

Kelompok penggerak utamanya adalah Generasi Z, yang menggunakan media sosial untuk mengoordinasikan demonstrasi dan mengaku terinspirasi oleh gerakan rakyat di Nepal dan Sri Lanka yang berhasil menjatuhkan pemerintahan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved