Berita Gorontalo

Antrean Solar Mengular di Tiga SPBU Gorontalo, Sopir Terpaksa Mulai Aktivitas Sejak Subuh

Pemandangan antrean panjang kendaraan di SPBU bukan lagi hal baru di wilayah Kabupaten Gorontalo.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
ANTREAN SOLAR - Suasana antrean solar di SPBU Telaga dan Limboto, Kamis (7/8/2025). Antrean ini terjadi sejak pagi hari. Foto (Arianto Panambang). 

‎TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Pemandangan antrean panjang kendaraan di SPBU bukan lagi hal baru di wilayah Kabupaten Gorontalo.

‎Pantauan TribunGorontalo.com antrean kendaraan jenis truk, pick-up, dan angkutan umum terlihat mengular di tiga titik utama SPBU, yakni SPBU Telaga, SPBU Telaga Biru, dan SPBU Limboto.

‎Sejak pagi sekitar 06.00 Wita, puluhan kendaraan telah menunggu giliran untuk mengisi solar subsidi.

Di SPBU Limboto, antrean sudah mulai terlihat padat sejak pukul 06.30 Wita.

‎“Kalau pengisian dari Pertamina dilakukan pagi, otomatis kami juga buka lebih pagi. Tapi truk-truk itu bahkan sudah standby sebelum solar tiba,” ujar Agus Daud, pengawas SPBU Limboto saat diwawancarai TribunGorontalo.com, Kamis (7/8/2025).

‎Agus menjelaskan bahwa antrean solar ini terjadi setiap hari, dan pihak SPBU hanya bisa mengikuti ritme pengisian tangki oleh Pertamina.

‎Terkait pengisian, Agus menegaskan bahwa sistem barcode kendaraan menjadi acuan utama.

‎“Satu truk hanya bisa isi sekali sehari. Kalau sudah dipakai, barcode-nya akan jadi merah dan tak bisa dipakai di SPBU lain hari itu,” jelasnya.

‎Namun, ia mengakui belum mengetahui secara teknis apakah sistem itu juga sinkron lintas SPBU.

‎“Kalau di sini saya scan, barcode-nya hijau, ya saya layani. Tapi kalau sudah merah, artinya dia sudah isi hari itu. Saya tidak bisa pastikan apakah dia sudah isi di SPBU lain atau tidak,” tambahnya.

‎Meski aturan sudah diperketat, antrean tetap tak bisa dihindari.

Petugas SPBU juga selektif dalam mengisi, berdasarkan ukuran dan kapasitas tangki kendaraan.

‎“Truk kecil paling 88 liter. Kita tidak mungkin isi 200 liter kalau tangkinya kecil,” ujarnya.

‎Bagi para sopir, antrean solar yang panjang ini bukan sekadar soal waktu tunggu, tapi berdampak langsung pada pendapatan harian.

‎Nasir Usman (45), sopir truk pengangkut bahan bangunan, mengaku antre sejak pukul 07.00 Wita di SPBU Telaga.

‎“Ini sudah jam delapan lewat, saya belum juga dapat giliran. Biasanya butuh 2 sampai 3 jam baru bisa isi,” ujarnya dengan wajah letih.

‎“Harusnya saya antar dua rit hari ini, tapi baru mulai kerja siang begini. Jelas rugi,” tambahnya.

‎Hal senada disampaikan Darman Karim (38), sopir angkot Limboto–Kota Gorontalo. Darman juga sering membawa mobil truk untuk pekerjaan sampingan.

‎“Saya antre dari jam delapan, sekarang jam 10 lewat baru dapat. Hampir setiap dua hari begini. Penumpang juga jadi berkurang karena mobil lama jalan,” katanya.

‎Kedua sopir menduga, selain tingginya kebutuhan solar subsidi, lemahnya pengawasan terhadap penyaluran juga menjadi penyebab utama antrean panjang.

‎“Yang antre kadang bukan truk atau angkutan umum. Harusnya ada filter lebih ketat,” kata Nasir.

‎Mereka berharap pemerintah dan Pertamina tak hanya menyuruh masyarakat daftar barcode di MyPertamina, tetapi juga menjamin stok solar subsidi selalu tersedia dan distribusinya adil. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved