Lipsus Ikan Nike Gorontalo
13 Spesies Nike di Gorontalo, Ternyata Tak Banyak yang Tahu
Ikan Nike selama bertahun-tahun menjadi misteri di Gorontalo. Hewan mungil yang muncul musiman ini diyakini lahir tanpa induk.
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Ikan Nike selama bertahun-tahun menjadi misteri di Gorontalo.
Hewan mungil yang muncul musiman ini diyakini lahir tanpa induk. Hal itu berdasarkan kepercayaan turun-temurun yang melekat kuat di masyarakat.
Namun, cerita rakyat itu mulai terkuak sejak 2017. Sekelompok akademisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo (FPIK UNG) melakukan penelitian.
Dipimpin Prof Dr Femy M Sahami bersama sejumlah dosen lain, tim penelitia membuktikan bahwa Nike bukan ikan gaib.
Sebab, berdasarkan penelitian bahwa Nike adalah larva berbagai spesies ikan yang hidup di sungai-sungai Gorontalo.
Baca juga: Nelayan Nike Leato Utara Gorontalo Lawan Ombak Pesisir Demi Rezeki Akhir Bulan
Riset dengan pendekatan genetika molekuler DNA membongkar asal-usul Nike.
Hasilnya mengejutkan bahwa Nike tidak hanya ada di Gorontalo dan tidak muncul begitu saja.
“Pada saat itu kami bertanya ke warga, kalau cuma cerita rakyat, secara ilmiah sulit dibuktikan,” kata Femy.
Dari pengujian di laboratorium, tim Femy menemukan ada perbedaan spesies Nike.
“Dari lima sampel, saya dapat empat spesies Nike berbeda-beda,” ungkapnya.
Eksplorasi berlanjut ke pesisir selatan Gorontalo, seperti Paguyaman, Taludaa, Bilungala, hingga Marisa.
Temuan ini didukung penelitianakademisi lain di Manado, Tondano, hingga Pulau Halmahera, Maluku.
Hasilnya, Nike juga ada di sana, meski jumlahnya tidak sebanyak di Gorontalo.
Totalnya, riset ini berhasil memetakan 13 spesies Nike, yakni:
1.Sicyopterus longifilis
2.Sicyopterus lagocephalus
3.Sicyopterus cynocephalus
4.Sicyopterus parvei
5.Sicyopterus microcephalus
6.Belobranchus belobranchus
7.Belobranchus segura
8.Stiphodon semoni
9.Eleotris fusca
10.Eleotris melanosome
11.Awaous ocelaris
12.Sicyopus zosterophorus
13.Bunaka gyrinoides
Yang paling sering dijumpai adalah Sicyopterus longifilis.
Perbedaannya dapat dilihat dari corak pigmen (melanofor) pada tubuhnya, yang membentuk pola unik seperti garis lurus, zig-zag, dan lainnya.
Penelitian juga berhasil mengungkap keterkaitan Nike dengan induknya di hulu Sungai Bone dan Sungai Bulango.
Nike berubah warna seiring siklus hidupnya.
“Dia akan berubah warna, menghitam ketika masuk sungai,” kata Femy.
Meskipun fakta ilmiah ini terbuka lebar, cerita rakyat tentang Nike tetap hidup.
Sebagian orang percaya Nike lahir dari hubungan raja laut dan ratu sungai, atau bahkan saudara kandung yang menikah.
Fenomena unik lainnya, larva-larva dari berbagai spesies ini tetap bergerombol bersama.
Nuralim Pasisingi, Ketua Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan FPIK UNG, pernah membuktikannya lewat eksperimen di akuarium.
Hasilnya, ada Nike yang mampu bertahan hingga tiga bulan, sementara yang lain hanya tiga hari.
Masyarakat Gorontalo pun punya nama lokal berbeda-beda, seperti Timundu’o, Hundala, hingga Busala.
Kini, para peneliti UNG terus melanjutkan riset Nike ke berbagai aspek, dari biologi perikanan, pencernaan, ekologi perilaku, hingga konservasi.
Tantangan terbesar mereka adalah bagaimana mencegah penangkapan Nike secara masif.
Zonasi penangkapan dan larangan praktik ilegal seperti penyetruman menjadi upaya utama.
“Kedepan rencana kita adalah bagaimana mengkonservasikan Nike ini agar tetap ada sampai anak cucu kita nanti,” pungkas Nuralim.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.