Sumur Warga Tercemar, DPRD Kota Gorontalo ‘Semprot’ RSUD Aloei Saboe

Komisi III DPRD Kota Gorontalo menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan manajemen RSUD Aloei Saboe, Senin (14/7/2025).

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Jefri Potabuga, TribunGorontalo.com.
RDP DPRD KOTA GORONTALO--Momen RDP DPRD Kota Gorontalo dengan RSUD Aloei Saboe, Senin (14/7/2025). Foto: TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Komisi III DPRD Kota Gorontalo menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan manajemen RSUD Aloei Saboe, Senin (14/7/2025).

Rapat ini buntut dari keluhan warga Kelurahan Wangkaditi Timur, Kecamatan Kota Utara, soal pencemaran air sumur akibat limbah rumah sakit.

Namun rapat yang diharapkan menghasilkan solusi justru memanas. Anggota Komisi III, Syamsudin Umar, naik pitam karena pihak rumah sakit dinilai lebih banyak membela diri ketimbang fokus menyelesaikan masalah.

Baca juga: Dikes Kota Gorontalo Bakal Selidiki Cemaran Air Tanah di Permukiman Kawasan RSUD Aloei Saboe

“Saya di sini meminta solusi bagaimana sumur warga tidak tercemar. Kita tidak minta bapak menjelaskan aturannya begini, sementara di lapangan kenyataannya begitu,” tegas Syamsudin dengan suara meninggi.

Syamsudin mengungkapkan, DPRD telah meninjau langsung sumur warga yang terdampak. Hasilnya, air sumur dinyatakan tercemar dan sudah tak layak pakai.

“Kita cek langsung sumur itu tercemar dan mereka sudah tutup,” katanya.

Situasi rapat sempat memanas saat Plt Direktur RSUD Aloei Saboe menjelaskan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah sesuai aturan dan tak mencemari sumur warga. Pernyataan itu langsung dibantah Syamsudin.

“RDP ini bukan untuk saling benar atau salah, tapi bagaimana warga tidak dirugikan,” tambahnya.

Sebelumnya, warga sekitar RSUD Aloei Saboe sudah lama mengeluhkan bau menyengat dari limbah medis.

Tak hanya itu, sekitar 13 Kepala Keluarga (KK) harus berhenti menggunakan sumur karena air berubah warna dan memicu gatal-gatal.

Baca juga: 13 KK di Kawasan RSUD Aloei Saboe Gorontalo tak Bisa Pakai Air Sumur, Gatal dan Berbau

Eman Rasyid, salah satu warga, mengaku sejak 2018 sumur mereka tercemar.

Awalnya, pihak rumah sakit menyuplai air bersih dari sambungan PDAM, namun belakangan pasokan itu terputus karena aturan PDAM.

“Kalau memang air PAM dari rumah sakit mau diputus, kembalikan dulu sumur kami seperti semula. Sekarang sumur sudah tidak difungsikan,” kata Eman.

Keluhan senada disampaikan Dorlin Ishak (54). Ia bahkan meminta IPAL ditutup permanen jika suplai air bersih dari rumah sakit benar-benar dihentikan.

“Bau limbah masih bisa ditahan pakai masker, tapi air bersih tidak bisa ditahan,” ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved