Profil Tokoh

Sukses jadi Kasat Reskrim Polres Bone Bolango Gorontalo, AKP Yudhi Prastyo 3 Kali Gagal Masuk Polri

Tak ada kesuksesan yang datang tanpa perjuangan. Kalimat itu terasa nyata dalam kisah karier AKP Yudhi Prastyo, S.T.K., S.I.K, yang kini menjabat seb

Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Jefri Potabuga, TribunGorontalo.com.
SOSOK -- Sosok Kasat Reskrim Polres Bone Bolango, AKP Yudhi Prastyo S.T.K., S.I.K saat ditemui Tribun Gorontalo di ruang kerjanya, Selasa (24/6/2025). Foto: TribunGorontalo.com/Jefri Potabuga. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Tak ada kesuksesan yang datang tanpa perjuangan. Kalimat itu terasa nyata dalam kisah karier AKP Yudhi Prastyo, S.T.K., S.I.K, yang kini menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bone Bolango, Gorontalo.

Sebelum duduk di jabatan strategis ini, Yudhi pernah menelan pahitnya kegagalan berkali-kali saat mencoba menggapai cita-citanya sebagai polisi. Namun, tekad kuat dan restu orang tua membuatnya tak menyerah.

Saat ditemui TribunGorontalo.com di ruang kerjanya, Selasa (24/6/2025), Yudhi bercerita panjang lebar mengenai perjalanan hidupnya.

Ia terinspirasi menjadi polisi karena sang ayah yang merupakan pensiunan anggota Polri berpangkat IPDA.

“Saya termotivasi dari ayah saya. Sejak kecil sering diajak ke kantor, lihat anggota polisi. Dari situ muncul cita-cita menjadi polisi,” kenangnya.

Gagal di Pantukhir hingga Tes Psikologi

Setelah lulus SMA pada tahun 2009, Yudhi ditawari sang ayah untuk mendaftar sebagai polisi.

Ia pun mencoba peruntungan di jalur Akademi Kepolisian (Akpol), karena saat itu pendaftaran Akpol lebih dulu dibuka dibanding Bintara.

Namun nasib berkata lain. Di Pantukhir Polda Sumsel, Yudhi kalah dalam perang peringkat.

“Saya kalah di rangking. Gagal dan kembali ke rumah,” ujarnya.

Tahun berikutnya, 2010, Yudhi mencoba lagi. Kali ini mendaftar langsung di Semarang.

Tapi lagi-lagi, ia gagal. Ironisnya, ia terpental hanya karena selisih 0,01 poin dari peserta terakhir yang lolos.

Tak berhenti, pada 2011 ia mencoba jalur Bintara. Sayang, kegagalan kembali menghantam. Ia gugur dalam tes kesehatan kejiwaan.

“Grafik saya labil waktu itu, mungkin karena trauma gagal Akpol sebelumnya, jadi mental belum pulih,” tuturnya.

Hati dan pikirannya sempat goyah. Ia bahkan ingin mengubur mimpi masa kecilnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved