Perang Iran dan AS
Strategi di Balik Keberhasilan AS Bombardir Situs Nuklir Iran, Libatkan 125 Pesawat Militer
Amerika Serikat berhasil membombardir tiga situs utama nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) WIB.
TRIBUNGORONTALO.COM – Amerika Serikat berhasil membombardir tiga situs utama nuklir Iran pada Minggu (22/6/2025) WIB.
Uniknya, misi ini berhasil tanpa satu pun pesawat pengebom tertembak jatuh.
Kesuksesan tersebut ternyata tak lepas dari strategi jitu pasukan militer AS.
Dilansir TribunGorontalo.com dari Kompas.com, operasi ini dinamakan Midnigt Hammer.
Sebanyak 125 pesawat militer AS dilibatkan demi kelancaran misi berbahaya.
Menurut para ahli, penerbangan tersebut mungkin merupakan persiapan awal untuk keputusan AS menyerang Iran, sebagaimana dilansir Reuters.
Ternyata, pesawat tersebut hanyalah umpan. Serangan sebenarnya terdiri dari tujuh bomber B-2 bersayap kelelawar yang terbang langsung dari AS ke timur tanpa terdeteksi selama 18 jam.
Bomber-bomber tersebut menjaga komunikasi seminimal mungkin dan mengisi bahan bakar di udara, seperti diungkapkan militer AS pada Minggu.
Saat pesawat pengebom tersebut mendekati wilayah udara Iran, sebuah kapal selam AS meluncurkan lebih dari 20 rudal jelajah serangan darat Tomahawk.
Pesawat tempur AS terbang sebagai umpan di depan bomber untuk mendeteksi pesawat tempur dan rudal Iran. Setelah itu, barulah bomber B-2 menjatuhkan senjatanya di fasilitas nuklir Iran.
B-2 menjatuhkan 14 rudal penembus bunker GBU-57 Massive Ordnance Penetrators, masing-masing beratnya sekitar 13 ton.
Serangan yang menyasar tiga situs nuklir utama Iran tersebut merupakan misi operasional yang cukup rumit sekaligus menjadi terbesar yang pernah dilakukan oleh bomber siluman B-2.
Serangan tersebut juga merupakan operasi B-2 terlama kedua yang pernah dilakukan.
Baca juga: Serangan AS ke Iran Bikin Donald Trump Terancam Dimakzulkan, Rupanya Tanpa Persetujuan Kongres
Serangan AS ke Iran sangat rahasia
Dari perspektif militer AS, operasi ini merupakan kesuksesan taktis yang gemilang.
Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Dan Caine berujar, pasukan Iran tidak mampu melepaskan tembakan satu pun ke pesawat AS.
Dia menambahkan, tidak ada satu pun pesawat AS yang tertangkap basah.
"Pesawat tempur Iran tidak terbang, dan tampaknya sistem rudal permukaan-ke-udara Iran tidak mendeteksi kami sepanjang misi. Kami mempertahankan unsur kejutan," kata Caine.
Caine berujar, misi Midnight Hammer sangat rahasia. Sangat sedikit orang di Washington yang mengetahui waktu atau sifat dari operasi tersebut.
Bahkan, banyak pejabat senior di AS yang baru mengetahui serangan itu pada Sabtu (21/6/2025) malam waktu AS dari unggahan Presiden Donald Trump di media sosial.
Caine mengatakan, penilaian kerusakan awal menunjukkan bahwa ketiga situs yang menjadi target mengalami kerusakan dan kehancuran yang sangat parah, tetapi ia enggan berspekulasi apakah kemampuan nuklir Iran masih utuh.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth lebih yakin.
"Jelas kami menghancurkan program nuklir Iran," kata Hegseth, berdiri di samping Caine di ruang briefing Pentagon.
Ancaman Iran Iran mengancam akan menyerang pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah usai fasilitas nuklirnya dibom pada Minggu dini hari.
Ali Akbar Velayati, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan bahwa pangkalan-pangkalan yang digunakan oleh pasukan AS dapat diserang sebagai balasan.
"Setiap negara di wilayah tersebut atau di tempat lain yang digunakan oleh pasukan AS untuk menyerang Iran akan dianggap sebagai target yang sah bagi angkatan bersenjata kami," kata Velayati dalam sebuah pesan yang disiarkan oleh IRNA.
Di sisi lain, dunia internasional khawatir serangan AS tersebut akan memperdalam konflik di wilayah yang lebih luas, sebagaimana dilansir AFP.
(TribunGorontalo.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Rumit AS Serang Iran: Kasih Umpan Palsu, Bomber B-2 Kejutkan dengan 14 Rudal"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.