Berita Boalemo
Jembatan Roboh di Desa Pentadu Barat–Modelomo Boalemo Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Terancam Banjir
Warga di perbatasan Desa Pentadu Barat dan Desa Modelomo Boalemo resah akibat jembatan penghubung tak kunjung diperbaiki.
Penulis: Nawir Islim | Editor: Prailla Libriana Karauwan
TRIBUNGORONTALO.COM, Boalemo – Warga di perbatasan Desa Pentadu Barat dan Desa Modelomo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, terus dihantui keresahan akibat jembatan penghubung tak kunjung diperbaiki.
Jembatan ini awalnya menjadi akses penting bagi aktivitas sehari-hari masyarakat ini kini justru berubah menjadi titik rawan bencana.
Robohnya jembatan ini disebabkan oleh banjir besar yang terjadi pada awal tahun 2023 lalu.
Saat itu, arus air deras menghantam struktur jembatan hingga akhirnya ambruk.
Baca juga: Keyboardis Band Ungu Wafat, Personel Band Ungu hingga Artis Lainnya Sampaikan Duka Mendalam
Setelah kejadian tersebut, tak ada tindak lanjut dari pihak pemerintah terkait perbaikan atau pengamanan area jembatan yang rusak.
Kondisi ini diperparah dengan penumpukan sampah di sekitar area jembatan.
Material rumah tangga, batang kayu, hingga limbah plastik tampak menggunung, menghambat aliran air sungai.
Akibatnya, setiap kali musim hujan, banjir tidak bisa dihindari. Bahkan, air kini kerap masuk hingga ke pemukiman warga.
“Sudah dua tahun ini kami jadi langganan banjir. Bukan cuma karena hujan besar, tapi juga karena aliran air tertutup oleh sampah yang menumpuk di bekas jembatan itu," ujar Nurlan Monoarfa warga sekitar pada Selasa, (3/6/2025).
Baca juga: Diskon Tarif Listrik 50 Persen di Bulan Juni-Juli 2025 Resmi Dibatalkan, Ini Alasannya
Banjir ini membuat warga khawatir jika hujan deras turun di waktu dini hari.
Mereka harus begadang untuk menyelamatkan barang-barang.
Nurlan juga mengungkapkan selain kerugian material, banjir ini telah membuat warga merasa tidak aman tinggal di rumah sendiri.
Ia menyebut anak-anak menjadi kelompok paling rentan terdampak karena lingkungan sekitar menjadi licin, kotor, dan berpotensi menimbulkan penyakit.
Hal senada disampaikan Armin Polapa, warga Desa Pentadu Barat.
Rumah Armin berada tak jauh dari aliran sungai, sehingga dirinya dapat dengan mudah memantau pergerakan dari jembatan tersebut.
Ia menyoroti soal tidak adanya perhatian serius dari pemerintah terhadap kondisi jembatan yang rusak dan menjadi titik kritis banjir.
Baca juga: Identitas Dua Penambang yang Tewas Akibat Terseret Banjir Bandang di Pohuwato Gorontalo
“Jembatan ini penting sekali bagi kami. Banyak warga yang lewat situ ke kebun atau ke sekolah. Tapi sejak roboh, dibiarkan saja. Sekarang malah jadi tumpukan sampah," Ujarnya.
"Bau busuk, nyamuk banyak, dan tiap hujan kami was-was. Kalau malam hujan deras, saya langsung siaga takut air naik ke rumah,” lanjut Armin.
Menurut Armin, warga sudah beberapa kali menyampaikan aspirasi ke pihak desa dan kecamatan, namun hingga saat ini belum ada perbaikan nyata.
Ia berharap pemerintah segera menurunkan alat berat untuk mengangkat tumpukan sampah dan mempercepat pembangunan jembatan pengganti.
Menanggapi persoalan ini, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Boalemo, Supandra Nur, membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan kerusakan jembatan tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS: Dua Penambang di Pohuwato Gorontalo Ditemukan Tewas Terseret Banjir Bandang
Namun ia menyebutkan bahwa hingga kini, belum ada alokasi anggaran khusus untuk perbaikan jembatan tersebut karena belum masuk pada skala prioritas.
"Tapi kami akan usulkan dalam perubahan anggaran atau tahun berikutnya,” ujar Supandra.
Lebih lanjut, Supandra juga mengingatkan masyarakat agar tidak menjadikan aliran sungai sebagai tempat pembuangan sampah.
Ia mengatakan, perilaku masyarakat membuang sampah sembarangan turut memperparah kondisi lingkungan dan mempercepat terjadinya banjir.
“Kami dari Dinas PUPR tentu akan berupaya mengatasi persoalan infrastruktur ini, tetapi masalah sampah juga perlu menjadi perhatian bersama. Kalau aliran air tertutup sampah, sebaik apapun bangunan tidak akan mampu menahan luapan air,” tambahnya.
Baca juga: Ramalan Zodiak Libra Scorpio Sagitarius 3 Juni 2025: Cinta hingga Keuangan
Hingga berita ini diturunkan, warga sekitar masih berharap agar ada penanganan darurat dari pemerintah daerah, minimal dengan pembersihan sampah dan pembangunan jembatan darurat agar aktivitas masyarakat tidak terus terganggu.
Mereka juga berharap ada sinergi antara dinas terkait, pemerintah desa, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih besar di kemudian hari. (*)
(TribunGorontalo.com/Nawir Islim)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.