Tribun Podcast
Gorontalo Perkuat Sistem Deteksi Dini Gempa, 5 Sensor Canggih Terpasang, Sinyal Langsung ke BMKG
Provinsi Gorontalo kini memiliki perisai pengaman yang lebih kuat dalam menghadapi ancaman gempa bumi.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
Ia menambahkan, azimut tersebut sudah berada di arah barat laut, sehingga pemantauan dari selatan seperti yang sering dilakukan di Botubarani tidak akan efektif karena terhalang pemandangan gunung.
"Kalau kita pakai teropong dari selatan kita hanya akan melihat gunung," ucapnya.
Bazir mengungkapkan bahwa BMKG secara rutin melakukan pemantauan hilal setiap bulan, meskipun masyarakat umumnya hanya mengetahui pemantauan pada momen-momen penting seperti awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.
Kendala utama dalam pemantauan hilal selama ini adalah faktor cuaca mendung yang sering menghalangi penampakan hilal.
Namun, data pemantauan dari seluruh wilayah akan terpusat dan keputusan akhir penetapan bulan Islam tetap melalui sidang isbat.
"Kita lakukan pengamatan hilal bersama Kemenag, tapi soal keputusannya itu tetap melalui sidang isbat," terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa kendala cuaca dalam pengamatan hilal kini semakin minim karena BMKG Geofisika telah menggunakan teropong otomatis (founder optics) yang lebih canggih dan terhubung langsung ke laptop, menggantikan teropong manual sebelumnya.
Lebih lanjut, Bazir Zaman menjelaskan bahwa BMKG tidak hanya fokus pada pemantauan hilal dan deteksi gempa, tetapi juga aktif dalam program edukasi dan pelatihan kepada siswa maupun masyarakat terkait tips-tips menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi.
Kegiatan sosialisasi ini gencar dilakukan oleh BMKG Stasiun Geofisika di berbagai wilayah di Gorontalo sebagai upaya mitigasi bencana.
Dengan pemasangan lima alat sensor gempa ini, diharapkan Provinsi Gorontalo memiliki kemampuan deteksi dini yang lebih baik, sehingga dapat meminimalisir risiko dan dampak buruk akibat gempa bumi. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.