PEMPROV GORONTALO
Dinas P3A Provinsi Gorontalo Siapkan Perlindungan Perempuan dan Anak Melalui Renstra 2025-2029
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Gorontalo bergerak cepat menyusun "blueprint" dahsyat untuk lima tahun ke depan.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Provinsi Gorontalo bergerak cepat menyusun "blueprint" dahsyat untuk lima tahun ke depan.
Rancangan Awal Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029 kini tengah digodok serius.
Ini menjadi babak baru dalam upaya mewujudkan perempuan dan anak yang berdaya, terlindungi, setara, dan sejahtera di Bumi Serambi Madinah.
Kepala Dinas P3A Provinsi Gorontalo, Yana Yanti Suleman, menegaskan bahwa Renstra ini bukan sekadar formalitas.
Renstra ini dirancang sebagai "senjata" strategis yang akan mengubah lanskap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Gorontalo.
Penyusunannya mengacu pada amanat undang-undang dan merespons tantangan nyata seperti jurang kesenjangan gender, tingginya angka kekerasan, dan minimnya partisipasi perempuan.
Visi yang diusung pun tak main-main: "Terwujudnya Perempuan dan Anak yang Berdaya, Terlindungi, Setara, dan Sejahtera".
Untuk mencapainya, serangkaian misi ambisius telah disiapkan, mulai dari menggenjot pemberdayaan perempuan di segala lini, membangun sistem perlindungan yang kokoh, memperkuat kelembagaan pengarusutamaan gender dan perlindungan anak, hingga merangkul peran aktif keluarga, masyarakat, dan dunia usaha. Sinergi dan kolaborasi multipihak menjadi kunci utama.
Yana tak menampik, pekerjaan rumah masih menumpuk. Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang mengkhawatirkan, partisipasi perempuan yang belum optimal dalam pengambilan keputusan, ketimpangan ekonomi, pernikahan dini yang masih tinggi, implementasi Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) yang belum maksimal, hingga minimnya data terpilah menjadi fokus utama yang akan dibidik dalam lima tahun mendatang.
Namun, ada angin segar dalam penyusunan Renstra kali ini. Pendekatan inovatif berbasis bukti (evidence based), pengarusutamaan isu gender dan anak yang terintegrasi melalui kolaborasi lintas sektor, serta pemanfaatan teknologi dan digitalisasi menjadi "amunisi" baru.
"Digitalisasi bukan lagi pilihan, tapi keniscayaan dalam layanan perlindungan dan pemberdayaan. Kebijakan Renstra kami pun selaras dengan target-target global Sustainable Development Goals (SDGs)," beber Yana.
Untuk menekan angka kekerasan, DP3A menyiapkan "jaring pengaman" berlapis, mulai dari pencegahan di tingkat komunitas, penguatan layanan pendampingan dan rehabilitasi korban, optimalisasi sistem data dan pelaporan yang akurat, hingga pendekatan berbasis keluarga dan pendidikan yang holistik.
Di bidang pemberdayaan ekonomi perempuan, program-program akan disinergikan dengan dinas terkait, terutama Dinas Perindustrian, untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kemandirian ekonomi perempuan.
Target utama dalam lima tahun ke depan adalah peningkatan kualitas hidup, perlindungan, partisipasi aktif, dan kesetaraan hak bagi perempuan dan anak di Gorontalo.
"Keberhasilan kami akan diukur dari capaian konkret dalam perlindungan perempuan dan anak dari berbagai bentuk kekerasan, peningkatan pemberdayaan ekonomi dan sosial perempuan, pemenuhan hak-hak anak secara optimal, pengarusutamaan gender yang merata di semua sektor, hingga implementasi KLA yang paripurna di seluruh kabupaten/kota," papar Yana dengan nada optimis.
Pemprov Gorontalo Siapkan Pembangunan Islamic Center, Groundbreaking Ditargetkan Tahun Ini |
![]() |
---|
Pemprov Bahas Lokasi Pembangunan Islamic Center, Dua Wilayah jadi Kandidat |
![]() |
---|
Gubernur Gorontalo Sisihkan Bantuan untuk Renovasi Masjid Nurul Iman |
![]() |
---|
Dana Transfer APBD Gorontalo 2026 Dipangkas, Infrastruktur dan Perikanan Terancam |
![]() |
---|
Gubernur Gorontalo Perkenalkan Program 'Taksi Nelayan,' Solusi Kesejahteraan Warga Pesisir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.