Perang Rusia Ukraina
Gagal Infiltrasi Ukraina Lewat Pipa Gas, Pasukan Rusia Gunakan Taktik Tak Biasa di Sudzha
Namun, operasi ini berakhir dengan kegagalan akibat masalah organisasi yang tidak dijelaskan secara rinci.
Dinamika Pertempuran di Kursk
Sejak Agustus 2024, situasi di Kursk semakin bergejolak setelah Ukraina melancarkan serangan besar ke wilayah Rusia.
Dengan kekuatan sekitar 10.000 tentara serta dukungan kendaraan lapis baja dan tank, serangan itu berhasil mengejutkan pertahanan Rusia.
Serangan ini dipandang sebagai respons terhadap ofensif Rusia di Kharkiv pada Mei 2024 serta sebagai strategi untuk menggagalkan rencana Moskow menyerang wilayah Sumy di Ukraina.
Pada puncak serangannya, Ukraina menguasai sekitar 1.200 kilometer persegi wilayah Kursk, termasuk 93 permukiman.
Bahkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat mengklaim bahwa pasukannya berhasil menduduki Sudzha dan mendirikan pusat komando militer di sana.
Namun, sejak akhir 2024, Rusia mulai melancarkan serangan balik yang intens.
Dengan tambahan pasukan, termasuk tentara Korea Utara yang diduga mulai dikerahkan pada akhir tahun, Moskow berhasil merebut kembali sekitar 40 persen wilayah yang sebelumnya dikuasai Ukraina.
Saat ini, Ukraina masih mempertahankan sekitar 585 kilometer persegi wilayah di Kursk, dengan pertempuran sengit terus berlangsung di titik-titik strategis seperti Sudzha.
Perang di Kursk telah menelan korban besar di kedua pihak. Ukraina mengklaim telah menewaskan 15.000 tentara Rusia di wilayah ini, sementara Rusia mengklaim bahwa Ukraina telah kehilangan lebih dari 49.000 personel.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.