Berita Kota Gorontalo
DLH Kota Gorontalo Sebut Produksi Kompos Capai 4 Ton Per Hari, Ternyata Fakta di Lapangan Berbeda
Kadis DLH Kota Gorontalo menyebut produksi kompos di Rumah Kompos Kota Gorontalo mencapai 3-4 ton dalam sehari. Faktanya kompos belum mencapai angka
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Prailla Libriana Karauwan
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Gorontalo, Andris Amir menyebut produksi kompos di Rumah Kompos Kota Gorontalo mencapai 3-4 ton dalam sehari.
Hal itu disampaikan saat pertemuan perdana dengan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea dan Indra Gobel pada Selasa (4/3/2025).
Faktanya, Ifan, Pengawas Rumah Kompos di Kota Gorontalo saat dikonfirmasi mengatakan bahwa hingga saat ini produksi kompos di lokasi tersebut belum mencapai angka demikian.
Kata Ifan, jangankan satu ton kompos diproduksi, bahkan sebulan saja hasilnya baru sekitar satu karung kecil.
Baca juga: Wali Kota Yogyakarta Viral Karena Tolak Mobil Dinas Rp3 Miliar, Lebih Pilih Beli Armada Sampah
Sehingga dalam sebulan hanya bisa dapat belasan kilogram kompos.
"Yang dicoba kemarin sampah buah dan makanan. Hasilnya sedikit seperti yang di karung itu. Belum sampai ton," ungkap Ifan kepada TribunGorontalo.com, Kamis (6/3/2025).
Sejak beroperasi pada 7 Februari 2025 lalu, sudah ada tujuh truk sampah dari Kota Gorontalo yang disuplai ke Rumah Kompos.
Baca juga: 3 Titik Tumpukan Sampah Berserakan di Kota Gorontalo, Timbulkan Bau Tak Sedap
Namun kata Ifan, proses pengolahan sampah menjadi kompos berlangsung lama karena sering mengalami kendala seperti keterbatasan SDM.
"Disini hanya sampah sisa makanan yang harusnya dikelola jadi pupuk kompos, tapi yang masuk sudah tercampur, liat sendiri," tunjuk Ifan.
Baca juga: Kadis DLH Kota Gorontalo Disemprot Wali Kota soal Sampah: Selalu Alasan Tidak Ada Armada!
Lanjut kata Ifan, sampah yang dibawa oleh truk sampah masih harus dipilah terlebih dahulu.
Sampah rumah tangga, sampah basah maupun sampah kering harus dipisah.
"Itupun harus seimbang antara sampah basah dan sampah kering," imbuhnya.
Baca juga: Unik! SD di Purworejo Tak Punya Tempat Sampah, Siswa Wajib Bawa Mangkok dan Gelas Saat Jajan
Dari pemilahan sampah ini sering membutuhkan waktu hampir sebulan untuk mengolahnya menjadi kompos.
Ifan sendri merupakan pengelola sekaligus operator alat Rumah Kompos di Kelurahan Tanjung Kramat, Kota Gorontalo.
Ifan tak bekerja sendiri, namun ia dibantu oleh dua pengawas dan dua penjaga lainnya.
Baca juga: Hari Pertama Kerja, Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea Desak DLH Tangani Masalah Sampah
Alat yang ia gunakan mengolah sampah menjadi kompos ada empat unit terdiri dari duaalat pencacah dan dua penyaring.
Ifan berharap, masyarakat Kota Gorontalo dapat menyadari pemilahan sampah perlu dilakukan sebelum membuangnya.
"Karena nanti lebih cepat pengolahannya dan lebih mudah, hemat waktu," pungkasnya. (*/Jian)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.