Berita Nasional

Unik! SD di Purworejo Tak Punya Tempat Sampah, Siswa Wajib Bawa Mangkok dan Gelas Saat Jajan

SD Negeri Kroyokulon, Kecamatan Kemiri, tidak memiliki tempat sampah di lingkungan sekolah. Sebagai gantinya, para siswa diwajibkan membawa mangkok, p

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
(KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO)
SEKOLAH TANPA SAMPAH -- Kepala SD Negeri Kroyokulon, Erti Widaryati. SD Negeri Kroyokulon juga aktif dalam mendaur ulang sampah. Dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa diajarkan untuk mengubah sampah menjadi barang bermanfaat. (KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO) 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Sebuah sekolah dasar di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menjadi perbincangan di media sosial karena kebijakannya yang unik.

SD Negeri Kroyokulon, Kecamatan Kemiri, tidak memiliki tempat sampah di lingkungan sekolah. Sebagai gantinya, para siswa diwajibkan membawa mangkok, piring, dan gelas sendiri saat jajan untuk mengurangi penggunaan plastik.

Kepala SD Negeri Kroyokulon, Erti Widaryati, mengatakan bahwa program ini telah berjalan sejak Januari 2025 sebagai bagian dari gerakan Sampahku, Tanggung Jawabku.

"Kami ingin anak-anak tidak hanya membuang sampah sembarangan, tetapi benar-benar belajar mengelola sampahnya sendiri," ujarnya saat dihubungi, Selasa (25/2/2025).

Widaryati mengungkapkan, gagasan ini berawal dari keprihatinannya saat pertama kali bertugas di SD Negeri Kroyokulon. Ia melihat banyak sampah berserakan di halaman sekolah.

Awalnya, ia berencana membangun tempat pembuangan sampah utama di belakang sekolah. Namun, karena kendala biaya, rencana itu batal.

Sebagai solusi, para guru menggagas program yang lebih efektif: menghapus tempat sampah dan menanamkan tanggung jawab pengelolaan sampah kepada siswa.

"Jadi, tidak ada lagi budaya membuang sampah sembarangan. Anak-anak harus bertanggung jawab atas sampah mereka sendiri," jelasnya.

Salah satu langkah yang diterapkan sekolah adalah mewajibkan siswa membawa alat makan sendiri saat membeli jajanan.

Di setiap kelas, disediakan rak untuk menyimpan piring, mangkok, dan gelas mereka.

"Kalau anak-anak jajan bakso atau gorengan, mereka tidak menggunakan plastik, tetapi memakai alat makan yang mereka bawa sendiri," kata Widaryati.

Program ini mendapat respons positif dari siswa dan orang tua. Selain itu, pihak sekolah juga menggandeng komite sekolah dan pemerintah desa untuk mengawasi agar siswa tidak membuang sampah sembarangan di luar sekolah.

"Kalau mereka buang sampah di pinggir jalan atau di luar sekolah, itu berarti bukan mengelola sampah, melainkan hanya memindahkannya," tegasnya.

Tidak hanya mengurangi sampah plastik, SD Negeri Kroyokulon juga aktif dalam mendaur ulang sampah. 

Dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa diajarkan untuk mengubah sampah menjadi barang bermanfaat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved