Siswa Gorontalo Dibully
Ortu Siswa SD Kota Gorontalo Korban "Bullying" Respons Tindakan Dinas Pendidikan: Masa Cuma Ditegur
Orang tua siswa SDN 41 Hulonthalangi, SK, mengaku kurang puas atas tindakan Dinas Pendidikan Kota Gorontalo terhadap dugaan perundungan (bullying).
"Sampai dengan hari ini, alhamdulillah, tidak ada lagi laporan kelanjutan kasus ini. Namun, kami tetap akan mewaspadai hal serupa terjadi di sekolah lain," kata Lukman.
Lukman juga mengingatkan pentingnya kerja sama antara sekolah dan orang tua siswa dari anak berkebutuhan khusus (ABK).
Orang tua diminta untuk terus mengawal anak mereka, mengingat anak berkebutuhan khusus adalah aset berharga yang harus dijaga.
Tak hanya itu, Lukman juga menekankan pentingnya sekolah untuk memberikan layanan pendidikan yang setara bagi semua siswa.
Ia juga mengajak orang tua untuk aktif mendukung pendidikan anak mereka di lingkungan sekolah.
"Betapa pun keadaan mereka, anak-anak berkebutuhan khusus adalah aset yang harus kita jaga bersama. Kita tidak pernah tahu masa depan mereka. Bisa jadi, mereka lebih hebat dari orang normal karena potensi luar biasa yang mereka miliki," tutup Lukman.
Baca juga: Kadis Pendidikan Gorontalo Sebut Hilangnya Dana BOS SDN 56 Kota Timur Diduga Akibat Serangan Malware
Orang tua sakit hati

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa berkebutuhan khusus di SDN 41 Hulonthalangi, Kota Gorontalo, diduga mengalami perundungan (bullying).
J (11) merupakan siswa kelas 5 itu berulang kali diejek oleh teman sekolahannya.
Bahkan J harus berkonsultasi dengan dokter spesialis karena sempat kejang-kejang.
"J ini sempat saya bawa ke dokter, terus saya tanya ke dokter apakah ini pengaruh bullying, dokter itu bilang 'bisa saja'," kata SK, orang tua korban kepada TribunGorontalo.com, Kamis (16/1/2025).
Menurut SK, kejadian ini sudah beberapa kali dialami oleh J sejak September 2024.
"Anak saya dibully secara lisan dan fisik, dan itu berlangsung sampai beberapa kali," ungkapnya kepada TribunGorontalo.com, Kamis (16/1/2025).
Ia mengaku telah berulang kali bertemu pihak sekolah, namun SK tak mendapatkan solusi terbaik.
SK justru kecewa ketika ada salah satu guru melontarkan kata-kata tak mengenakkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.