Human Interest Story
Bikin Terharus, Begini Perjuangan Arman Hamid Menjadi Sopir Sejak SMA
Memulai kariernya sebagai sopir saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2014, Arman menceritakan pengalamannya yang membuat banyak
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Kisah hidup Arman Hamid, seorang sopir mobil pick-up, penuh haru dan perjuangan yang tak terlupakan.
Memulai kariernya sebagai sopir saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2014, Arman menceritakan pengalamannya yang membuat banyak orang terharu.
"Saya mulai belajar membawa mobil waktu masih SMA," ungkap Arman saat diwawancarai di teras rumahnya, Jumat (25/10/2024).
Arman adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dengan dua adik yang masing-masing seorang perempuan dan laki-laki.
Ia tinggal di Desa Kopi, Kecamatan Bulango Utara, Bone Bolango, dan terlahir dari keluarga broken home, membuatnya merasa bertanggung jawab untuk menghidupi ibu dan adik-adiknya.
Sebagai anak pertama, Arman merasa perlu menggantikan sosok ayah yang hilang.
Sebelum benar-benar bisa mengemudikan mobil, ia pernah menjadi helper atau kenek mobil milik pamannya, mengantri untuk mendapatkan bensin di Pertamina.
“Saya jadi kenek dulu dengan om saya mengantri bensin,” kenangnya.
Lambat laun, Arman diberi kesempatan untuk mengemudikan mobil sendiri. Sejak saat itu, ia mulai menggantikan pamannya dalam mengemudikan mobil.
Pada tahun 2016, keberanian Arman meningkat, dan ia mulai mengambil mobil untuk perjalanan lebih jauh, seperti mengambil buah di luar daerah untuk dijual di Gorontalo.
“Saat itu saya mulai mengambil buah ke Sulawesi Tengah (Sulteng),” tuturnya.
Pada tahun 2017, Arman ditawari pekerjaan oleh seorang juragan gula merah di Kecamatan Bulango Ulu.
"Selama setahun saya pindah-pindah jadi helper, kemudian 2017 saya diajak membawa mobil seorang juragan gula merah," jelasnya.
Ia bertugas mengangkut gula merah dari Bulango Ulu menuju pasar untuk dijual, dengan jadwal yang ketat.
"Saya berangkat dari rumah pukul 03.00 Wita, dan sampai di tujuan sekitar pukul 04.00 Wita. Setelah itu, saya langsung mengatur gula merah dan berangkat ke pasar sekitar pukul 05.00 Wita," jelas Arman.
Di luar jadwal sebagai sopir, Arman mencari pekerjaan tambahan, seperti bekerja di bengkel atau melakukan pekerjaan kasar lainnya demi menambah penghasilan.
“Dari hasil pekerjaan saya, dibagi dengan ibu untuk membeli beras dan bahan pokok lainnya,” ujarnya.
Keinginan Arman untuk menikah juga memotivasi dirinya untuk bekerja lebih keras.
Ia seringkali harus bekerja di kebun orang lain, membersihkan rumput, dan menanam jagung. Bahkan, ia pernah menjadi tukang ojek gula merah untuk mengumpulkan uang.
“Berat, tapi saya tidak punya siapa-siapa untuk menopang keinginan saya,” katanya dengan nada pilu.
Setelah menikah, Arman ditawarkan oleh tantenya untuk menggunakan mobil pick-up miliknya.
Awalnya, ia menolak karena masih berusaha melunasi cicilan motornya. Namun, ketika mendengar bahwa mobil tantenya akan dijual, Arman mengambil risiko, menyadari bahwa kini ia memiliki keluarga kecil yang harus dihidupi.
Dengan memiliki mobil sendiri, Arman mulai mencari cara untuk mengangkut barang dan menghasilkan uang.
Ia mencoba mengangkut kelapa, meskipun sulit mencari orang yang bisa memanjat pohon.
“Saya harus mengangkatnya dari gunung,” tambahnya.
Setelah menemukan bahwa pendapatan dari kelapa tidak cukup, Arman beralih menjadi sopir ikan. Meskipun di hari pertamanya ia mengalami penipuan, Arman tidak menyerah.
Ia belajar cara kerja sebagai sopir ikan dan mulai membawa ikan ke luar daerah, termasuk Palu dan Manado.
Kini, Arman sudah memiliki seorang anak perempuan yang semakin memotivasi dirinya untuk bekerja keras.
“Alhamdulillah, dengan pekerjaan ini, saya bisa menghidupi anak dan istri saya,” pungkasnya dengan penuh syukur.
Dengan segala dinamika yang ada, Arman tetap menjalani pekerjaan yang sangat ia cintai ini dengan sepenuh hati. (*)
9 Tahun di Balik Jeruji, Hendritis Saleh Eks Kadis PUPR Gorontalo Merasa Lebih Dekat dengan Allah |
![]() |
---|
Kisah Cinta Napi Gorontalo, Ridwan Kalatif Menikahi Mantan Kekasih di Dalam Lapas |
![]() |
---|
Kisah Deasinta Rian Hepat, Guru Ngaji Tulus yang Tak Pernah Menghitung Upah |
![]() |
---|
Kisah Elma, Pedagang UMKM Asal Telaga Biru Gorontalo Jualan di CFD, Ini Menu yang Dijajakan |
![]() |
---|
Sosok Stenly Dani, Guru Seni Budaya di Gorontalo Nyambi Jadi Fotografer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.