Human Interest Story

Mahasiswi Gorontalo Rela tak Nikmati Dana Beasiswa Asalkan Lulus Cepat

Mahasiswi 22 tahun yang akrab disapa Rati, harus menghadapi dilema besar yang membuatnya harus memilih antara melanjutkan beasiswa prestisius Bank Ind

Penulis: Nur Ainsyah Habibie | Editor: Wawan Akuba
DOCC--
Prioritas atau Peluang? Mahasiswi Gorontalo Ini Pilih Selesaikan Studi Cepat. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Ada dilema besar di balik keberhasilan Rayhandani Limonu menyelesaikan studi dengan predikat cumlaude dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik fakultas Ekonomi tahun 2024.

Mahasiswi 22 tahun yang akrab disapa Rati, harus menghadapi dilema besar yang membuatnya harus memilih antara melanjutkan beasiswa prestisius Bank Indonesia (BI) atau segera menyelesaikan studinya.

Rati, mahasiswi asal Tapa, sempat mendaftar beasiswa BI sebanyak empat kali sebelum akhirnya berhasil lolos pada semester enam.

Beasiswa tersebut mengharuskannya untuk kuliah hingga semester sembilan agar bisa memaksimalkan seluruh periode pencairannya.

Namun, di sisi lain, Rati juga dihadapkan dengan target dari dosen untuk segera menyelesaikan skripsi dan wisuda lebih cepat.

“Di satu sisi, saya memikirkan perjuangan mendapatkan beasiswa ini, tapi di sisi lain, saya harus menyelesaikan kuliah dengan cepat,” ujar Rati mengingat dilema yang dihadapinya.

Keputusannya untuk mengutamakan kelulusan lebih cepat ternyata berbuah manis. Ia berhasil menyelesaikan kuliah lebih awal dengan prestasi luar biasa, dinobatkan sebagai lulusan terbaik fakultas, dan meraih predikat cumlaude.

“Kalau aku terus lanjutkan beasiswa di semester sembilan, mungkin aku tidak akan dapat gelar tersebut,” ungkapnya.

Aktivitas Produktif di Tengah Kesibukan

Meski dihadapkan pada keputusan sulit, Rati tidak hanya berfokus pada akademiknya. Selama masa kuliah, ia aktif di berbagai kegiatan mahasiswa, mulai dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) hingga organisasi di dalam dan luar kampus, seperti GenBI (Generasi Baru Indonesia) dan komunitas 1000 Guru.

Selain itu, Rati juga menjalankan usaha kreatif bernama Raystuff Crafting, yang ia rintis sejak Desember 2019 dengan modal hanya Rp 200 ribu.

Dari usaha tersebut, ia pernah meraih omzet hingga Rp 2 juta dalam satu kali pesanan.

Mengatur waktu antara kuliah, organisasi, dan bisnis bukanlah hal mudah bagi Rati, namun ia selalu berpegang pada prinsip untuk memahami perbedaan antara prioritas dan urgensi.

“Aku selalu memilih mana yang prioritas dan mana yang urgent,” katanya.

Meski sering merasa lelah, Rati menyatakan bahwa ia lebih menikmati kesibukan daripada berdiam diri.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved