Pilpres Amerika Serikat

Suara Kaum Yahudi Bisa Jadi Kunci Penentu Kemenangan dalam Pemilu Presiden Amerika

Dua organisasi besar, yaitu Koalisi Yahudi Republik (RJC) dan Dewan Yahudi Demokratik Amerika (JDCA), yang merupakan cabang resmi Yahudi dari Partai R

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Getty
Suara pemilih dari kelompok Yahudi jadi penentu kemenangan dalam Pilpres Amerika Serikat. 

Dengan pemilih Yahudi yang diperkirakan mencapai 3 persen dari total pemilih di negara bagian ini, suara mereka bisa menjadi kunci penentu dalam hasil pemilu yang sangat ketat.

Selain itu, kelompok non-partisan yang berafiliasi dengan Teach Coalition dari Orthodox Union juga membuka kantor di Philadelphia untuk meningkatkan partisipasi pemilih Yahudi.

Kelompok ini sebelumnya berhasil memobilisasi pemilih Yahudi di Westchester County untuk membantu mengalahkan Rep.

Jamaal Bowman dalam pemilu pendahuluan bulan Juni lalu. Maury Litwack, CEO kelompok ini, mengatakan bahwa kantor tersebut akan menjadi pusat koordinasi bagi sukarelawan yang berupaya meningkatkan partisipasi pemilih Yahudi.

Presiden Manhattan Borough, Mark Levine, juga menggalang dukungan dari ratusan pendukungnya di Upper West Side, Manhattan, untuk terlibat dalam upaya pemilihan di Pennsylvania.

Levine menekankan bahwa meskipun New York adalah negara bagian solid biru, penting bagi pendukung di New York untuk membantu memotivasi pemilih di negara bagian tetangga yang lebih kompetitif.

Mengapa Suara Kaum Yahudi Sangat Menentukan

Jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan ketat antara Harris dan Trump di lima negara bagian yang dimenangkan Biden pada 2020 dengan margin kurang dari 3 persen.

Di negara-negara bagian ini, pemilih Yahudi diperkirakan berjumlah 1 persen hingga 3 persen dari total pemilih, dan suara mereka dapat mempengaruhi hasil pemilu secara signifikan.

Mark Levine menekankan bahwa suara Yahudi sangat penting dalam pemilu kali ini. Ia mengingatkan Partai Demokrat agar lebih proaktif dalam merangkul pemilih Yahudi, terutama di tengah kekhawatiran yang meluas tentang antisemitisme.

Sementara itu, RJC berusaha meningkatkan dukungan untuk Trump dengan memanfaatkan keterikatan emosional pemilih terhadap Israel dan kekhawatiran tentang antisemitisme di kampus-kampus.

Dengan begitu banyak yang dipertaruhkan, jelas bahwa suara kaum Yahudi bisa menjadi penentu kemenangan dalam pemilu presiden mendatang.(*)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved