Human Interest Story

Haidar Limalo, Penjaja Nasi Kuning yang Menjadi Idola Pagi di Boalemo Gorontalo

Sejak pukul 06.00 WITA, warung sederhananya yang tersembunyi di belakang Kantor Desa Limbato mulai ramai dipadati pengunjung.

Penulis: Nawir Islim | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Nawir Islim, TribunGorontalo.com
Nasi kuning tanpa santan yang diburu warga Boalemo saban pagi. 

TRIBUNGORONTALO.COM, BoalemoMatahari baru saja muncul di ufuk timur, dan di sudut kecil Desa Limbato, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Haidar Limalo sudah siap dengan dagangan andalannya.

Sejak pukul 06.00 WITA, warung sederhananya yang tersembunyi di belakang Kantor Desa Limbato mulai ramai dipadati pengunjung.

Nasi kuning yang ia jual, tanpa santan, telah menjadi pilihan utama warga sekitar untuk sarapan.

Setiap pagi, warung Haidar berubah menjadi tempat pertemuan bagi berbagai kalangan.

Mulai dari siswa sekolah yang berseragam rapi, polisi yang sedang beristirahat sejenak, hingga pekerja kantoran yang hendak memulai hari mereka.

Semua berbaur, menikmati nasi kuning khas Haidar yang disajikan dengan lauk laksa basah dan ikan cakalang suir.

"Kalau pagi memang ramai, apalagi saat hari kerja," cerita Haidar, Sabtu (10/8/2024).

Ia tampak sibuk melayani pelanggan yang datang silih berganti.

Dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban, warungnya menjadi saksi bisu percakapan ringan antara pelanggan yang saling berbagi cerita.

Haidar mulai merintis usaha nasi kuningnya sejak tahun 2010.

Kini, 14 tahun berlalu, nasi kuning buatannya tetap setia menemani pagi warga Boalemo.

Namun, ada satu hal yang membedakan nasi kuning Haidar dari nasi kuning pada umumnya—kreasinya bebas dari santan.

“Saya tidak tahu dalam medis itu seperti apa, tapi banyak orang yang percaya jika makan nasi kuning santan di pagi hari, akan buat ngantuk," jelas Haidar.

Keputusan ini ternyata tepat, nasi kuning tanpa santan menjadi ciri khas yang disukai banyak pelanggannya.

Tidak hanya bebas santan, nasi kuning Haidar juga disajikan dengan sambal yang ditumbuk kasar, menambah sensasi pedas yang kuat dan khas.

Sambal ini mengingatkan pada sambal ayam geprek yang digemari banyak orang.

Lengkap dengan kerupuk, potongan ketimun, dan gorengan sebagai pelengkap, satu porsi nasi kuning di warung Haidar dibanderol dengan harga terjangkau, hanya Rp 7 ribu.

 Jika ingin menambah telur, harganya menjadi Rp 10 ribu.

Tidak hanya itu, Haidar juga menyediakan air es gratis untuk di-refill dan berbagai minuman dingin dengan varian rasa yang bisa menjadi pendamping sempurna untuk sarapan pagi.

Warung ini buka setiap hari Senin hingga Sabtu dari pukul 06.00 hingga 12.00 WITA, serta pada Minggu malam dari pukul 18.00 hingga 21.00 WITA.

Jam-jam ini menjadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh para pelanggan setia Haidar.

Meskipun sudah bertahun-tahun berjualan, Haidar masih menyimpan harapan besar agar usahanya terus lancar dan berkembang.

"Tentunya harapan saya sebagai pedagang sangatlah besar, tapi yang paling saya harapkan hanya satu, yakni bisa terjual ludes setiap harinya," tuturnya dengan senyum optimis.

Dan hingga saat ini, nasi kuning Haidar masih menjadi pilihan utama di pagi hari bagi warga Boalemo, memenuhi harapan sang pedagang yang sederhana namun penuh semangat.

 "Alhamdulillah hingga sekarang, masih lancar dan semoga terus seperti ini," pungkasnya.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved