Pilpres Amerika

Rupanya Secret Service Absen saat Briefing Keamanan Sebelum Trump Tertembak

Setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump, Johnson dan timnya bertemu dengan pejabat pemerintah federal dan lokal untuk menyelidiki kesalahan keaman

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Getty
Calon Presiden Amerika, Donald Trump saat berpidato. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Senator Amerika Serikat (AS) Ron Johnson membagikan laporan pada hari Minggu (21/7/2024), tentang upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden dan calon dari Partai Republik, Donald Trump.

Setelah percobaan pembunuhan terhadap Trump, Johnson dan timnya bertemu dengan pejabat pemerintah federal dan lokal untuk menyelidiki kesalahan keamanan pada hari kejadian tersebut.

Mereka menemukan bahwa Secret Service tidak hadir dalam briefing keamanan yang disediakan untuk tim khusus senjata dan taktik (SWAT) dan tim penembak jitu lokal pada pagi hari tanggal 13 Juli.

Baca juga: Sosok Kamala Harris, Wanita yang Dipercaya Joe Biden Menggantikannya di Pilpres Amerika 2024

Kedua, penegak hukum setempat mengatakan komunikasi terputus-putus dan mereka tidak sering berhubungan radio langsung dengan Secret Service.

Selain itu, penegak hukum setempat memberi tahu komando tentang penembak sebelum kejadian dan menerima konfirmasi bahwa Secret Service menyadari pemberitahuan tersebut.

Setelah penembakan, anggota Secret Service terlihat di atap gedung American Glass Research, tempat penembak berada, bersama dengan penegak hukum setempat. Foto-foto penembak dikirim ke Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api (ATF) untuk pengenalan wajah.

Baca juga: Ini Serangkaian Blunder Joe Biden hingga Akhirnya Nyatakan Batal Maju Pilpres Amerika 2024

Terakhir, menurut penegak hukum setempat, Secret Service awalnya tidak berencana mengirim penembak jitu ke rapat umum tersebut.

Trump diserang pada 13 Juli di rapat umum kampanyenya di Butler County, Pennsylvania, saat menyampaikan pidato kepada para pendukungnya.

Satu orang tewas dan dua orang terluka. Secret Service mengumumkan bahwa pelaku "dinetralisir" di tempat kejadian.

FBI mengklasifikasikan serangan itu sebagai upaya pembunuhan dan mengidentifikasi pelaku yang tewas di tempat sebagai Thomas Matthew Crooks, seorang pemuda berusia 20 tahun. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved