Update Kabar Dunia

Amerika Sebut Iran Bisa Buat Senjata Nuklir dalam Dua Minggu

Pengakuan ini disampaikan di Aspen Security Forum pada Jumat lalu, di mana Blinken menyebut situasi saat ini tidak berada dalam posisi yang baik.

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Getty
Menteri Luar Negeri (Menlu) Ameriksa Serikat (AS), Antony Blinken. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengungkapkan bahwa Iran kini hanya butuh waktu satu hingga dua minggu untuk menghasilkan cukup bahan kelas senjata untuk membuat senjata nuklir.

Pengakuan ini disampaikan di Aspen Security Forum pada Jumat lalu, di mana Blinken menyebut situasi saat ini tidak berada dalam posisi yang baik.

"Iran, setelah kesepakatan nuklir dibatalkan, kini hanya butuh satu atau dua minggu untuk memiliki kapasitas membuat bahan fisil untuk senjata nuklir," kata Blinken, dikutip TribunGorontalo.com dari hindustantimes, Sabtu (20/7/2024). 

Meski demikian, Blinken menegaskan Iran belum memproduksi senjata nuklir, tetapi perkembangan ini tetap dipantau dengan sangat ketat oleh AS.

Menurut Blinken, kebijakan AS adalah mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir, dan pemerintah akan berusaha mencapai tujuan ini melalui jalur diplomasi.

Lebih dari setahun yang lalu, seorang pejabat Departemen Pertahanan AS menyebut Iran bisa menghasilkan cukup bahan fisil untuk satu bom dalam waktu sekitar 12 hari.

Pemerintahan Biden telah mencoba menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, yang ditinggalkan AS pada 2018 di bawah pemerintahan Trump.

Namun, upaya ini gagal pada 2022 setelah AS menuduh Iran membuat tuntutan tidak masuk akal terkait penyelidikan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas jejak uranium di lokasi-lokasi rahasia Iran.

Setelah kegagalan ini, pemerintahan Biden menegaskan bahwa kesepakatan nuklir Iran tidak ada dalam agenda.

Meskipun Presiden baru Iran terbuka untuk pembicaraan dengan Barat, Departemen Luar Negeri AS skeptis bahwa akan ada perubahan signifikan.

"Kita berada di dunia yang sangat berbeda sekarang. Banyak waktu telah berlalu dan Iran telah melakukan banyak hal yang membuat kembali ke JCPOA tidak mungkin," kata seorang pejabat AS.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller juga mengatakan bahwa tidak ada ekspektasi bahwa pemilihan baru-baru ini di Iran akan mengubah kebijakan negara tersebut.

"Pada akhirnya, bukan presiden yang memiliki keputusan akhir atas masa depan kebijakan Iran; itu adalah pemimpin tertinggi," kata Miller.

"Jika presiden baru memiliki wewenang untuk mengurangi program nuklir Iran dan menghentikan aktivitas destabilisasi di wilayah tersebut, itu akan kami sambut. Tapi kami tidak berharap hal itu akan terjadi," tambahnya.

(**)

Dioptimasi dari artikel Hindustan Times dengan judul "Iran can produce fissile material for nuclear weapon in ‘one or two weeks’, says Antony Blinken"
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved