Longsor Tambang Emas Suwawa

Kisah Jurnalis Gorontalo Meliput Longsor Tambang Emas, 5 Jam Jalan Kaki hingga Jatuh ke Lumpur Hidup

Kejadian longsor tambang emas di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Gorontalo, menyisakan cerita bagi para jurnalis lapangan.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com/Arianto
Arianto Panambang, jurnalis TribunGorontalo.com saat meliput proses pencarian korban longsor di tambang emas, Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. 

Namun mereka sudah tiga hari menunggu bantuan perbaikan tiang listrik. 

Tak lama kami berjalan, motor trail yang ditumpangi jurnalis TribunGorontalo.com itu mogok. Barulah 10 menit kemudian motor itu kembali hidup.

Namun baru beberapa menit sepeda motor itu kembali mogok.

"Terhitung empat kali mogok. Sampai akhirnya kami sampai di posko Kamiri setelah 1 jam 11 menit perjalanan,"

Tukang ojek sering menyebut tempat itu adalah kamiri, sebuah tempat peristirahatan tukang ojek atau pejalan kaki dari lokasi tambang.

Tukang ojek memilih beristirahat terutama ketika jalanan mulai gelap. Mereka takut membahayakan penumpang.

"Susah jalan ke atas, bahaya, motor tidak bisa tembus. Mungkin perjalanan ke sana dengan jalan kaki tinggal dua jam," kata Yeri kepada TribunGorontalo.com.

Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.  

Jurnalis TribunGorontalo.com berpapasan dengan para penambang, tukang ojek, polisi, hingga TNI.

"Tak jarang juga kami tak bertemu dengan siapa siapa. Sering kali menemui pohon tumbang, longsor, aliran sungai bahkan bebatuan jatuh dari atas gunung,"

"Potensi kami terkena bencana selalu ada, kewaspadaan kami selalu siaga. Sering kali kami melihat ke atas untuk memastikan jalur yang kami lewati cukup aman,"

Saat berada di simpang tiga. Jurnalis TribunGorontalo.com bingung.

"Kami memperhatikan dengan detail kedua jalan itu sebelum kami memutuskan melewati jalan mana,"

Akhirnya setelah melihat jejak sepatu boots dan ban motor, jalan selanjutnya pun ditentukan.

"Benar saja, kami menemukan jalan yang benar. Hal itu dibuktikan dengan kami berpapasan dengan TNI dan para penambang yang sedang turun,"

"Situasi tersebut (jalanan bercabang) delapan kali kami temui dalam perjalanan menuju ke atas,"

Tak cukup sampai di situ. Sungai dengan aliran deras diseberangi.

"Dua jembatan di tengah hutan itu terputus, terpaksa pejalan kaki, tukang ojek, polisi/TNI harus melewati arus sungai,"

Tak terasa sudah dua jam perjalanan. Sesekali jurnalis TribunGorontalo.com beristirahat.

Setelah berpapasan dengan penambang, mereka bilang perjalanan ke atas tinggal lima menit.

"Alhamdulillah sedikit lagi sampai, semangat," ucapku ke Husnul

Namun satu jam berjalan, tujuan belum terlihat.

Saat di pertengahan jalan, tiba-tiba sepeda motor dari arah belakang. Karena kaget, Arianto pun terperosok ke lumpur hidup.

"Saya berusaha keluar dari longsor hidup itu, namun semakin bergerak tubuh saya terus diserap ke dalam,"

"Husnul Puhi lalu datang membantu. Walaupun dengan susah payah, akhirnya saya selamat dari maut,"

Rintangan silih berganti. Mulai dari longsor, pohon tumbang, sungai, hingga jembatan putus.

Akhirnya setelah lima jam berjalan kaki, jurnalis TribunGorontalo.com sampai di titik lokasi tambang emas ilegal di titik bor 1 dan 3.

"Jika dihitung total perjalanan kami adalah 6 jam, satu jam kami tempuh dengan ojek motor dan 5 jam dengan jalan kaki," 

Tak butuh istirahat lagi, jurnalis TribunGorontalo.com langsung meliput di area pencarian korban longsor.

Kala itu sudah satu jasad ditemukan dan tergeletak di samping helipad. Jenazah itu menanti dievakuasi helikopter.

Diketahui pencarian korban longsor di tambang ilegal itu telah ditutup pada Sabtu (13/7/2024) sekira pukul 16.00 Wita.

Total 325 warga menjadi korban. Di antaranya 27 orang tercatat meninggal dunia.

 

(TribunGorontalo.com/Arianto)

 

Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved