Human Interest Story
Cerita Kakek Suwardi, Sudah 40 Tahun Jadi Penjual Pepaya di Gorontalo
Cerita kakek Suwardi Matungga (65) penjual pepaya di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Penulis: Prailla Libriana Karauwan | Editor: Ponge Aldi
Maka tak heran, diusianya yang menginjak renta ini mulai diserang dengan penyakit, di antaranya reumatik.
Katanya, dia kerap merasakan sakit disekujur kakinya ketika sedang mengitari KBone Bolango dan Kota Gorontalo.
Akan tetapi, ia tetap berjualan dengan demi menghidupi anak isterinya.
"Saya setiap hari itu, asal sudah mendapat uang Rp 50 ribu, saya kira sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari," tutur Suwardi.
Saat ditemui TribunGorontalo.com, Suwardi tampak sedang beristirahat di tempat pangkalan biasanya.
Dirinya biasa mangkal di Jalan Jendral Soedirman, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada saat siang hari.
"Saya tidak langsung dari rumah ke sini, tapi masih memutar dulu, sekitaran jam 12.00 baru saya ke sini," imbuhnya.
"Sebelum saya berangkat, saya pilihin dulu buah-buah yang masih layak dan cocok buat dijual," lanjutnya.
Pepaya yang dijual bervariatif harganya, tergantung ukuran. Rp 10 ribu untuk yang berukuran sedang dan Rp 15 ribu yang berukuran besar.
Dari satu buah pepaya, Suwardi kerap mendapatkan untung sebanyak Rp 5 ribu.
"Alhamdulillah," tutupnya.(*)
9 Tahun di Balik Jeruji, Hendritis Saleh Eks Kadis PUPR Gorontalo Merasa Lebih Dekat dengan Allah |
![]() |
---|
Kisah Cinta Napi Gorontalo, Ridwan Kalatif Menikahi Mantan Kekasih di Dalam Lapas |
![]() |
---|
Kisah Deasinta Rian Hepat, Guru Ngaji Tulus yang Tak Pernah Menghitung Upah |
![]() |
---|
Kisah Elma, Pedagang UMKM Asal Telaga Biru Gorontalo Jualan di CFD, Ini Menu yang Dijajakan |
![]() |
---|
Sosok Stenly Dani, Guru Seni Budaya di Gorontalo Nyambi Jadi Fotografer |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.