Update Kabar Dunia

Saudara Kim Jong-Un Kirim Peringatan Keras untuk Korea Selatan, Sebut Korut tak Akan Tinggal Diam

Pihak Korut menurutnya, tak akan diam dan sesegera mungkin merespon pengeras suara dan penyebaran selebaran yang terus dilakukan Korsel. 

Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
FOTO: Sputnik/Vladimir Smirnov melalui arsip Reuters
Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, tiba di Kosmodrom Vostochny sebelum pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 13 September 2023. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Saudara perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengirim peringatan keras untuk Korea Selatan (Korsel).

Pihak Korut menurutnya, tak akan diam dan sesegera mungkin merespon pengeras suara dan penyebaran selebaran yang terus dilakukan Korsel. 

"Jika Republik Korea (ROK) secara bersamaan melakukan provokasi penyebaran selebaran dan siaran pengeras suara di perbatasan, mereka tanpa diragukan lagi akan menyaksikan tindakan balasan baru dari Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK)," kata Kim Yo-jong dalam sebuah pernyataan pada malam 9 Juni yang disampaikan oleh kantor berita negara KCNA, menggunakan nama resmi Korea Selatan dan Korea Utara.

Militer Korea Selatan melanjutkan siaran pengeras suara yang ditujukan ke Korea Utara pada Minggu 9 Juni 2024.

Korsel sebelumnya memberikan peringatan agar Pyongyang menghentikan pengiriman balon yang membawa sampah ke wilayahnya.

"Ini adalah awal dari situasi yang sangat berbahaya," kata Kim, seorang direktur departemen di Partai Pekerja yang berkuasa, merujuk pada siaran pengeras suara Korsel. 

Keputusan untuk melanjutkan siaran tersebut, sebagai bentuk perang psikologis, dibuat setelah Korea Utara mulai meluncurkan sekitar 330 balon.

Ratusan balon berisi sampah itu dikirim pada Sabtu 8 Juni 2024 kemarin. Masalahnya, 80 di antara balon-balon itu jatuh melintasi perbatasan.

Pyongyang mulai mengirim balon yang membawa sampah dan kotoran melintasi perbatasan pada bulan Mei.

Pihak Korut mengatakan tindakan tersebut sebagai pembalasan terhadap selebaran anti-Korea Utara.

Para aktivis Korsel menurut pihak Korut, menerbangkan lesebaran itu sebagai bagian dari kampanye propaganda.

Korea Utara telah menunjukkan beberapa reaksi paling marah terhadap kampanye selebaran dan siaran pengeras suara ini, dalam beberapa kasus menembaki balon dan pengeras suara tersebut.

Sebelumnya, Korsel menghentikan siaran tersebut berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani oleh para pemimpin kedua Korea pada tahun 2018.

Namun ketegangan telah meningkat sejak itu karena Pyongyang terus maju dengan pengembangan senjata.

Siaran Korea Selatan mencakup berita dunia dan informasi tentang masyarakat demokratis dan kapitalis dengan campuran musik populer K-pop.

Suara siaran ini diyakini dapat menjangkau lebih dari 20 kilometer ke dalam wilayah Korea Utara.(*)

(Sumber: asiaone)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved