SMA Wira Bhakti Gorontalo

Viral Dugaan Bullying di SMA Wira Bhakti Gorontalo, 3 Permintaan Siswa Disetujui Pihak Sekolah

Wakil Kesiswaan SMA Wira Bhakti Gorontalo, Didi Yusdin Hulopi mengatakan pihaknya menyetujui 3 permintaan tersebut.

Penulis: Arianto Panambang | Editor: Ponge Aldi
TRIBUNGORONTALO/ARIANTOPANAMBANG
Suasana Sekolah Menengah Atas (SMA) Terpadu Wira Bhakti Gorontalo 

TRIBUNGORONTALO.COM, Bone Bolango - 30 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Terpadu Wira Bhakti Gorontalo yang diduga menjadi korban bullyng mengajukan 3 permintaan kepada pihak sekolah.

Permintaan itu imbas dari kaburnya 30 siswa tersebut kabur dari asrama SMA Wira Bhakti Gorontalo.

Wakil Kesiswaan SMA Wira Bhakti Gorontalo, Didi Yusdin Hulopi mengatakan pihaknya menyetujui 3 permintaan tersebut.

"Hasil wawancara dengan siswa ada yang coba (mereka suarakan), itu sanggup kami lakukan," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (15/5/2024)

Melihat beberapa permintaan dari siswa Kepsek SMA Wira Bhakti Gorontalo langsung mengabulkan permintaan tersebut walaupun sebenarnya melanggar aturan sekolah.

"Sudah, sudah jadi ketika di TKP waktu kejadian Jumat, kepala sekolah sudah mengiyakan semua hal meskipun itu dalam aturan kami tidak boleh," ucap Wakasis, Didi Yusdin Hulopi.

Menurut Didi, kepulangan siswa ke sekolah merupakan prioritas utama, karena sebenarnya perlakuan 30 siswa kabur itu dinilai merupakan pelanggaran berat.

"Jadi kami ingin luruskan dulu, jadi kami pengen anak itu pulang dulu, kenapa? Karena memang dari sisi prosedur mereka lari itu pelanggaran berat," tandasnya

Tampak Pintu Gerbang SMA Wira Bhakti Gorontalo tertutup.
Tampak Pintu Gerbang SMA Wira Bhakti Gorontalo tertutup. (TRIBUNGORONTALO/ARIANTOPANAMBANG)

Berikut tiga permintaan 30 siswa yang kabur dari asrama sekolah karena diduga mendapatkan perlakuan bullying dan perundungan.

1. Akses Handphone dan Laptop di izinkan setiap pekan

Akses pengunaan alat elektronik seperti handphone dan laptop merupakan permintaan pertama 30 siswa murid di SMA Wira Bhakti Gorontalo.

Hal ini bukan tanpa alasan, berkaca dari kejadian dugaan perundungan dan bullying, siswa ingin akses menghubungi keluarga lebih dipermudah.

Sebelumnya keluarga korban mengeluh karena informasi keluhan anaknya tentang perlakuan seniornya tak pernah sampai ke orang tua, bahkan diduga surat keluhan untuk orang tua dibuang pada tempat sampah.

"Kata siswa keluhan mereka gak disampaikan ke orang tua, tetapi jika surat itu hanya sebatas permintaan kebutuhan taruni didalam, pasti disampaikan ke orangtua," ucap keluarga siswa kepada TribunGorontalo.com

Menanggapi hal ini pihak SMA Wira Bhakti Gorontalo menyanggupi untuk mengabulkan permintaan tersebut. Namun akses tersebut hanya diizinkan sekali dalam satu pekan.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved