Fenomena Aurora

Mengenal Fenomena Aurora, Arti dan Proses Terbentuk Cahaya Indah di Langit

China menjadi salah satu wilayah yang mengalami kemunculan aurora tersebut, sehingga menarik perhatian banyak warganet. 

Editor: Rafiqatul Hinelo
istock
Ilustrasi - Fenomena aurora 

TRIBUNGORONTALO.COM - Ramai diperbincangkan fenomena aurora yang terjadi di beberapa wilayah bumi.

China menjadi salah satu wilayah yang mengalami kemunculan aurora tersebut, sehingga menarik perhatian banyak warganet. 

Melansir Kompas.com, tepatnya aurora itu muncul di langit wilayah Altay, bagian barat laut Daerah Otonomi Xinjiang Uyghur, China.

Rupanya, selain keindahan yang dipancarkan, proses berlangsungnya fenomena aurora ini juga menimbulkan kondisi badai geomagnetik parah.

Untuk itu, lembaga yang mengurusi perkara fenomena alam di China telah mengingatkan warga terkait hal ini.

Pusat Prediksi Cuaca Antariksa dari Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) telah mengeluarkan Peringatan Badai Geomagnetik Parah (G4) untuk malam hari Jumat. Ini adalah peringatan geomagnetik parah pertama sejak tahun 2005.

Lebih lengkap, berikut simak penjelasan mengenai fenomena aurora

Apa itu Aurora?

Melansir laman nationalgeographic.org, aurora adalah tampilan cahaya alami yang tampak berkilau di langit.

Tampilan cahaya itu terlihat dalam pandangan manusia dengan warna biru, merah, kuning, hijau, dan oranye.

Berganti-gantian, saling melebur dan bergeser perlahan, berubah bentuk seperti tirai yang bertiup lembut.

Aurora hanya terlihat pada malam hari, dan biasanya hanya muncul di wilayah kutub bawah.

Di belahan bumi bagian utara, fenomena aurora disebut dengan aurora borealis, atau cahaya utara. Di belahan bumi bagian selatan disebut aurora australis, atau cahaya selatan.

Aurora dan Angin Matahari

Aktivitas yang menciptakan aurora dimulai dari matahari. Matahari adalah bola gas super panas yang terbuat dari partikel bermuatan listrik yang disebut ion.

Ion-ion yang terus menerus mengalir dari permukaan matahari disebut angin matahari.

Saat angin matahari mendekati bumi, ia bertemu dengan medan magnet bumi. Tanpa medan magnet yang melindungi planet ini, angin matahari akan menerbangkan atmosfer bumi yang rapuh, yang seharusnya berfungsi mnejadi tameng dari aktivitas kehidupan di bumi.

Sebagian besar angin matahari terhalang oleh magnetosfer, dan ion-ion yang dipaksa mengelilingi planet ini terus bergerak lebih jauh ke tata surya.

Meskipun sebagian besar angin matahari terhalang oleh magnetosfer, beberapa ion terperangkap dalam area penahan berbentuk cincin di sekitar planet untuk sementara waktu. Area ini, di wilayah atmosfer yang disebut ionosfer, berpusat di sekitar kutub geomagnetik bumi.

Kutub geomagnetik menandai sumbu miring medan magnet bumi. Mereka terletak sekitar 1.300 kilometer (800 mil) dari kutub geografis, namun bergerak perlahan.

Di ionosfer, ion-ion angin matahari bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen dari atmosfer bumi. Energi yang dilepaskan selama tabrakan ini menyebabkan lingkaran cahaya berwarna-warni di sekitar kutub, yang kemudian ini disebut aurora.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved