Tumbilotohe Gorontalo
Persiapan Malam Pasang Lampu di Bolango Riverside, Ada Terowongan Cahaya Tumbilotohe Menanti
Terpantau, beberapa lampu tamler dipasang membentuk terowongan cahaya di pintu masuk taman. Lampu-lampu lain dibentuk menyerupai kubah,
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
Tradisi ini bukan sekadar hiasan, tetapi memiliki makna religius dan sosial. Tumbilotohe mencerminkan rasa syukur atas datangnya bulan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Cahaya yang terang benderang melambangkan kemenangan iman dan harapan baru.
Baca juga: Pantas Sunyi! Tradisi Pasar Senggol Gorontalo Tergeser Belanja Online
Malam Tumbilotohe menjadi malam paling ramai di Gorontalo. Ribuan lampu hias dipasang di berbagai sudut kota, diiringi lantunan pantun dan atraksi budaya.
Tradisi ini menjadi ajang silaturahmi dan hiburan bagi masyarakat. Biasanya digelar tiga hari sebelum lebaran Idulfitri.
Keunikan Tumbilotohe terletak pada penggunaan lentera tradisional yang dihiasi janur kuning dan dihiasi dengan pisang sebagai lambang kesejahteraan dan tebu sebagai lambang keramahan.
Formasi lentera yang indah dan atraksi budaya seperti meriam bambu dan festival bedug menambah semaraknya tradisi ini.
Tumbilotohe merupakan tradisi unik yang tidak dijumpai di daerah lain di Indonesia. Tradisi ini memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Walaupun tradisi serupa dengan nama berbeda terdapat di daerah tetangga Gorontalo seperti Maninjulo Lambu di Bolmut dan Sumpilo Soga di Bolsel, Tumbilotohe di Gorontalo memiliki keunikan dan kemeriahan yang berbeda.
Tradisi ini menjadi ikon budaya Gorontalo yang patut dilestarikan dan dipromosikan. (Magang/Shaf)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.