Ramadan Gorontalo 2024
Keunikan Masjid An-nida Gorontalo, Punya Mimbar Khotib Berusia Ratusan Tahun
Masjid An-nida, dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Provinsi Gorontalo.
Penulis: Rahman Halid | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Pohuwato – Masjid An-nida dikenal sebagai salah satu masjid tertua di Provinsi Gorontalo.
Tempat ibadah di pusat kerajaan empat, Desa Sipayo, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, ini memiliki sejarah tersendiri.
Masjid An-nida merupakan masjid tertua kedua setelah Masjid Hunto Kota Gorontalo.
Imam Masjid dan tokoh adat, Yusuf Zaid (60), menjelaskan bahwa Masjid An-nida tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga warisan budaya.
Di sini masih terdapat embaga adat di kerajaan empat Desa Sipayo, serta tradisi Motombulu di Masjid An-Nida.
Motombulu adalah silaturahmi yang dilakukan oleh Imam Masjid ke pusat Masjid An-nida selama bulan Ramadan.
Tradisi ini masih dijaga dan dilaksanakan oleh masyarakat setempat hingga saat ini.
"Semua imam Masjid akan berkunjung di Masjid An-nida. Dan itu berlangsung bergantian selama bulan Ramadan," ujarnya.
Baca juga: Wajah Masjid Jami Baiturrahman di Kabupaten Boalemo Gorontalo, Dibangun Pedagang Arab Sejak 1700an
Puncaknya pada perayaan Idul Fitri. Para Imam, Pemangku Adat, aparat desa, dan kecamatan akan diarak menggunakan alat perang berusia ratusan tahun.
"Pada Idul Fitri, alat perang peninggalan kerajaan besar diperlihatkan kepada masyarakat Kecamatan Paguat. Ini menjadi puncak perayaan yang dinantikan oleh masyarakat setempat," jelasnya.
Tak hanya itu, Masjid An-nida juga memiliki mimbar khotib berusia ratusan tahun yang masih utuh dan tak pernah dipugar.
Bagian atas mimbar khotib terbuat dari besi dan dijaga sebagai warisan budaya yang bernilai tinggi.
"Warisan budaya seperti mimbar khotib yang terbuat dari besi masih kita pertahankan sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai sejarah dan tradisi," ungkap Yusuf.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.