Berita Kampus
Mahasiswa Gorontalo Jadikan Lengkuas sebagai Obat Pembunuh Nyamuk DBD
Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menjadikan lengkuas sebagai pembunuh nyamuk Aedes Aegypti (DBD).
Penulis: Prailla Libriana Karauwan | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menjadikan lengkuas sebagai pembunuh nyamuk Aedes Aegypti (DBD).
Lengkuas yang hanya dikenal sebagai bumbu masakan bagi ibu-ibu ternyata bisa menjadi alat yang digunakan untuk mematikan nyamuk pembawa DBD.
Selama ini, pemberantasan nyamuk DBD hanya dilakukan dengan insektisida kimia yang dalam waktu yang terus menerus akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan masyarakat.
Jika ditelusuri dari sisi harganya, insektisida kimia cenderung harganya di atas ketimbang penggunaan lengkuas.
Cara membuat lengkuas menjadi senjata buat nyamuk DBD cukup mudah. Hanya dengan membersihkan lengkuas serta ditumbuk untuk mengeluarkan air perasannya.
Air perasan lengkuas ini mengandung minyak atsiri yang mempunyai senyawa seperti saponim, flavonoid, tannim terpena dan terpanoid.
"Minyak atsiri juga berefek ke serangga karena bersifat menolak, menarik, racun kontak, racun pernafasan, mengurangi nafsu makan, dan lain sebagainya," ujar Arif Setiawan Mohune.
Baca juga: Akademisi UNG Gorontalo: Jumlah Pendatang Bisa Jadi Sebab Tingginya Angka Kasus Malaria di Pohuwato
Dalam skripsi berjudul "Uji Efektivitas Perasan Limpang Lengkuas Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Aegypti", senyawa saponim disebut bisa membuat nyamuk lumpuh pada alat pernapasan sehingga nyamuk tidak bisa bernafas dan akhirnya mati.
Senyawa flavonoid juga menjadi racun pernapasan yang dapat menyebabkan kematian pada nyamuk.
Kandungan Tannim juga dapat menyebabkan kematian nyamuk karena menurunkan aktifitas enzim pencernaan dan mampu mengganggu proses penyerapan protein pada nyamuk sehingga nyamuk akan sulit berkembang dan memiliki gangguan nutrisi.
Arif pun pernah melakukan penelitian ini dan mendapatkan dalam waktu 12 jam sebanyak 20 ekor nyamuk mati dengan menggunakan air perasan lengkuas ini.
Ia berharap agar instansi kesehatan untuk bisa mendukung dan menerapkan penggunaan air perasan lengkuas ini sebagai pengganti bahan kimia.
Tak hanya lengkuas saja yang bisa digunakan sebagai alat pembunuh nyamuk DBD.
Daun buni pun bisa dijadikan sebagai alat pembasmi nyamuk DBD.
Tanaman ini dikenal dengan nama wuni di Jawa dan Sunda, Burneh di Madura, di Gorontalo sendiri tanaman ini dikenal dengan nama buah takuti yang mudah didapati karena banyak tumbuh liar di perkebunan warga.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/ilustrasi-lengkuas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.