Zona Perang

Serangan Drone AS di Baghdad Menewaskan Pemimpin Milisi yang Berafiliasi dengan Iran

Serangan ini menciptakan gelombang kontroversi dan meningkatkan ketegangan dalam pertarungan antara AS dan milisi yang didukung Iran di wilayah terseb

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
via twitter
Serangan drone US. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Pejabat militer Amerika Serikat (AS) telah mengakui keterlibatan dalam serangan drone yang menewaskan pemimpin senior kelompok milisi yang didukung Iran dan beberapa orang lainnya di Baghdad pada Kamis (4/1/2024).

Serangan ini menciptakan gelombang kontroversi dan meningkatkan ketegangan dalam pertarungan antara AS dan milisi yang didukung Iran di wilayah tersebut.

"Pemerintah Amerika Serikat terus mengambil tindakan untuk melindungi pasukan kami di Irak dan Suriah dengan menghadapi ancaman yang mereka hadapi," ungkap pejabat pertahanan AS.

Namun, serangan ini memicu kemarahan pejabat Irak, yang menyebutnya sebagai serangan teroris dan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan mereka.

Menurut laporan, Mushtaq Taleb al-Saidi, wakil kepala operasi kelompok milisi yang berkerja dengan pemerintah Irak, tewas dalam serangan tersebut.

Baca juga: Korea Utara Bantu Persenjataan Rusia, Rudal Balistik Ditembakkan ke Ukraina

Pernyataan resmi dari Pasukan Mobilisasi Rakyat, koalisi milisi yang setidaknya sebagian dikendalikan oleh militer Irak, menyebut serangan itu sebagai "agresi Amerika yang brutal."

Situasi semakin tegang dengan reaksi keras dari pejabat Irak.

Jenderal Besar Yehia Rasool, juru bicara Kementerian Pertahanan Irak, mengecam serangan itu sebagai pelanggaran terhadap perjanjian sebelumnya antara Angkatan Bersenjata Irak dan Pasukan Koalisi Global.

"Tindakan ini menggoyahkan pemahaman yang sebelumnya disepakati antara Angkatan Bersenjata Irak dan Pasukan Koalisi Global," kata Rasool.

Serangan ini juga menambah kompleksitas pada upaya Irak untuk mengusir pasukan AS yang masih bertahan di negara tersebut.

Dengan sekitar 2.500 tentara AS masih berada di Irak, kejadian ini meningkatkan tekanan terhadap pemerintah setempat untuk mengakhiri kehadiran militer AS di wilayah mereka.

Pejabat pertahanan AS memberikan rincian tambahan tentang serangan tersebut.

"Pada 4 Januari 2023, sekitar pukul 12:00 siang (waktu Irak), pasukan AS mengambil tindakan yang diperlukan dan proporsional terhadap Mushtaq Jawad Kazim al-Jawari (alias Abu-Taqwa), yang merupakan pemimpin Harakat-al-Nujaba. Serangan ini diambil dalam bentuk pertahanan diri. Tidak ada warga sipil yang terluka. Tidak ada infrastruktur atau fasilitas yang terkena serangan."*

(warZone)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved