Berita Kabupaten Pohuwato

Petani Terdampak PETI Jalani Program Hidroponik dari Green Farming Center Dengilo

Para petani terdampak Pertambangan Tanpa Izin (PETI) mendapat program hidroponik dari Green Farming Center Dengilo.

Penulis: Rahman Halid | Editor: Fadri Kidjab
TribunGorontalo.com
Green Farming Center menggunakan konsep sistem Pertanian terpadu ramah lingkungan. Hal itu merupakan inovasi bagi petani di Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.   

TRIBUNGORONTALO.COM, Pohuwato – Para petani terdampak Pertambangan Tanpa Izin (PETI) mendapat program hidroponik dari Green Farming Center Dengilo.

Green Farming Center menggunakan konsep sistem Pertanian terpadu ramah lingkungan. Hal itu merupakan inovasi bagi petani di Kecamatan Dengilo, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
 
Mulai dari kebun organik, pengolahan pupuk organik, peternakan sapi, serta warung sayur hortikultura bisa ditemui ketika berkunjung ke Green Farming Center Dengilo.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Kantor Green Farming Center Uman Duhalio (41).

Menurutnya, konsep pertanian terpadu oleh Green Farming Center dibuat karena susahnya petani menanam di Kecamatan Dengilo yang notabennya adalah kawa Pertambangan Tanpa Izin (PETI).

"Karena kami pikir harus adanya produktivitas pertanian terpadu diwilayah Dengilo, maka kami buatkan beberapa program Green Farming Center," ungkapnya.

Green Farming Center disebut sudah seringkali melakukan sosialisasi kepada petani bagaimana membuat pertanian tanpa menggunakan lahan atau sistem hidroponik.

"Mereka saat ini sudah susah menanam lagi, karena air irigasi sudah tercemar. Sehingga kami sering lakukan sosialisasi untuk bertani menggunakan sistem hidroponik," ujarnya.

Saat ini Green Farming Center sudah memilik partisipan mencapai 130 orang lebih yang ikut belajar.

"Mereka datang dan ingin belajar. Kami senang. setelahnya kami buatkan mereka kelompok untuk bisa sama-sama bangkit lagi di Produksi pertanian untuk kehidupan mereka," jelasnya.

Aktivitas PETI bisa sedikit memperhatikan petani yang berada dibagian hilir, karena dampaknya sangat berefek bagi mereka.

"Kami bisa bantu dari tehnis saja. Selebihnya aktivitas pertambangan tetap jalan itu adalah kehendrak mereka. Intinyi kami bantu petani disni," tuturnya.

Sementara itu Nadin Monoarfa (27), salah satu ketua kelompok Green Farming Center Dengilo, menyampaikan cukup terbantu dengan adanya program-program dari Green Farming Center.

"Bayangkan saja, sudah enam bulan kami tidak bisa menanam lagi. Tetapi setelah adanya program pertanian Hidroponik dari green farming center, kehidupan kami sedikit lega, karena bisa menjualnya ke beberapa pedagan sayur," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved