Soal Konflik Tambang Emas Pohuwato, Sosiolog Gorontalo Sebut Penambang Butuh Jaminan

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Konflik yang terjadi di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo pada 21 September 2023 lalu telah menimbulkan kerugian materi dan non-materi yang cukup besar.

Konflik ini dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap pengelolaan wilayah pertambangan di daerah tersebut.

Sosiolog Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Funco Tanipu, menilai bahwa konflik di Pohuwato merupakan konflik horizontal yang perlu segera diselesaikan.

Ia menawarkan solusi konstruktif untuk menyelesaikan konflik ini, yaitu:

Pertama, pemerintah daerah (Pemda) harus segera menyusun dokumen induk RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), maupun RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah).

Dokumen ini harus merumuskan serta memuat model tata kelola konflik di area sekitar pertambangan.

Kedua, pengelolaan wilayah pertambangan harus berprinsip pada ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Hal ini penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Ketiga, masyarakat harus terlibat aktif melalui penataan Badan Usaha Milik Desa (BUMD).

Partisipasi aktif masyarakat ini akan meningkatkan angka partisipasi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pertambangan.

Keempat, para pekerja tambang butuh jaminan kerja berupa fasilitas pendidikan, kesehatan maupun akses ekonomi.

Jaminan kerja ini penting untuk menjaga kesejahteraan para pekerja tambang.

Funco berharap solusi-solusi ini dapat ditindaklanjuti oleh pihak pemerintah, baik pemprov maupun pemkab.

Baca juga: Nama 5 Tersangka Demo Tambang Emas Pohuwato, dari Polres Dibawa ke Polda Gorontalo

Ia khawatir jika konflik ini tidak segera diselesaikan, maka akan berkelanjutan dan melebar pada isu-isu lainnya.

Kronologi Kerusuhan di Pohuwato, Gorontalo