Lebaran Ketupat Gorontalo
Ada 395 Personel Gabungan Akan Turun Mengamankan Lebaran Ketupat Gorontalo
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kawasan yang biasanya ramai setiap Ketupat Gorontalo adalah Kampung Jawa, permukiman warga Jawa Tondano (Jaton).
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Sedikitnya 395 personel gabungan turun mengawal perayaan Lebaran Ketupat Gorontalo pada Sabtu 29 April 2023 nanti.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kawasan yang biasanya ramai setiap Ketupat Gorontalo adalah Kampung Jawa, permukiman warga Jawa Tondano (Jaton).
Kawasan Kampung Jawa setiap perayaan Ketupat Gorontalo, akan dipadati pengunjung dari berbagai daerah di Gorontalo.
Karena itu, sebagai antisipasi terhadap gangguan keamanan, diturunkan ratusan personel gabungan di sejumlah titik.
Menurut Kapolres Gorontalo, AKBP Dadang Wijaya, personel gabungan terdiri dari TNI dan Polri.
Baca juga: Prediksi BMKG, Hujan Akan Mengguyur Kampung Jawa Saat Lebaran Ketupat Gorontalo
Para perseonel ini katanya, akan ditempatkan di sejumlah titik yang rawan. Namun rata-rata di ruas utama Trans Sulawesi.
Kata dia, 395 personel ini akan ditempatkan di 3 pos kendali dan 16 postbit. Akan dibagi masing-masing pos ditempati 5-10 personel.
Kata Dadang, pihaknya akan fokus pada ruas utama yang biasanya terjadi kemacetan.
Rute yang akan dijaga mulai dari simpang Patung Berdoa hingga Tugu Tani Isimu.
“Untuk pengaturan lalu lintas kita juga dibantu oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Gorontalo,” kata Dadang.
Ia tahu akan ada kemacetan parah di wilayah ini, namun ia berpesan agar masyarakat yang berkunjung ke kawasan ini menjaga ketertiban.
Terutama kata dia agar tidak justru menimbulkan kemacetan, mobil dilarang parkir di bibir jalan ruas utama.
Risikonya kata Dadang, jika tetap parkir di bibir jalan, pihaknya akan melakukan derek.
"Kita sudah menyiapkan satu mobil derek. Ini kami lakukan untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas," tukas Dadang.
Baca juga: Penjual Bambu Nasi Jaha Cuan Banyak Jelang Lebaran Ketupat Gorontalo 2023
Lebaran Ketupat atau Riyoyo Kupat adalah sebuah tradisi peringatan hari raya Idul Fitri di Indonesia, khususnya oleh masyarakat Jawa.
Lebaran Ketupat biasanya dilakanakan pada hari kedelapan hari raya Idul Fitri, yang artinya pada 8 Syawal dengan ditandai memakan Ketupat.
Mulanya, Lebaran Ketupat hanya dilakukan di Jawa. Diperkenalkan oleh seorang wali Songo Sunan Kalijaga.
Lebaran ketupat ini dimaksudkan sebagai pelengkap puasa Ramadhan untuk menggenapkan perhitungan puasa satu Tahun dalam puasa sunah 6 hari dibulan Syawal.
maka dari itu dilakukan lah perayaan Lebaran Ketupat sebagai hari Kemenangan telah dilaksanakannya Puasa 1 tahun.
Lebaran Ketupat turut dilaksanakan diluar Jawa karena banyak dari murid-murid Wali Songo yang berada diluar Jawa seperti Kalimantan, Lombok, Sulawesi, Maluku dan Lainnya.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Muh Arif dan Melki Y Lasantu menyebutkan, jika perayaan lebaran ketupat di Gorontalo dimulai sejak keturunan Jawa-Tondano (Jaton) bermigrasi ke Gorontalo pada 1900-an.
Jurnal berjudul Nilai Pendidikan Dalam Tradisi Lebaran Ketupat Masyarakat Suku Jawa Tondano di Gorontalo itu menyebut, para keturunan Jaton itu migrasi dari Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut).
Mereka kini tersebar di Desa Kaliyoso Kecamatan Dungaliyo, lalu di Roksonegoro, Kecamatan Tibawa, Mulyonegoro di Kecamatan Pulubala, dan Yosonegoro di Kecamatan Limboto Barat. Empat desa ini berada di Kabupaten Gorontalo.
“Pada perayaan ini, umumnya masyarakat menyediakan makanan yang terbuat dari beras seperti ketupat, lontong, soto ataupun coto makassar, serta beberapa menu sajian khas lainnya seperti nasi bulu (nasi lemak yang dimasak didalam bambu), dodol, kue mendut, serabi, koa, daging ayam dan sapi,” tulis keduanya dalam jurnalis tersebut.
Mereka menyebut, sebelum nanti dibagikan kepada masyarakat, makan-makanan tersebut sebelumnya didoakan di Masjid.
Karena itu, lebaran ketupat ini tidak hanya dimeriahkan oleh masyarakat Gorontalo, namun juga oleh masyarakat pendatang dari daerah lain, misalnya Manado, Bitung, Palu, serta Makassar.
Warga keturunan Jaton ini disebut sebagai keturunan Kiai Modjo atau beberapa menyebut Kyai Modjo dan Kyai Madja yang pada 1829 diasingkan oleh Belanda ke tepi Danau Tondano.
Letaknya di tengah-tengah Minahasa di jazirah utara pulau Sulawesi. Daerah ini juga menjadi daerah asal dari Pasukan Tulungan pimpinan Mayor Dotulong pada akhir Perang Jawa (1825-1830).
Basri Amin, Sosiolog Universitas Negeri Gorontalo mengungkapkan, bahwa lebaran ketupat di Gorontalo sebetulnya tidak bisa lepas dari “Kampung Jawa”. Meski sebelumnya lebaran ini sudah menjadi tradisi panjang di banyak komunitas Islam.
Lebaran ketupat kata dia memiliki nilai kearifan lokal yang mengakar dan kuat, serta senantiasa terjaga dalam bertetangga dan bermasyarakat.
Hal itu mengandung pesan moral sebagai kerendahan hati dengan berjiwa sosial. (*)
1.446 Ketupat Dibagikan saat Festival di Tanggidaa Kota Gorontalo |
![]() |
---|
Gebyar Ketupat di Piloliyanga Boalemo Gorontalo Diwarnai Beragam Lomba Tradisional |
![]() |
---|
Warga Jaton Gorontalo Bicara Makna Nasi Bulu dalam Tradisi Hari Ketupat |
![]() |
---|
Setiap Rumah di Kecamatan Mananggu Gorontalo Sediakan Nasi Bulu Saat Lebaran Ketupat bagi Pengunjung |
![]() |
---|
Siap-Siap Kendaraan Bakal Ditilang Polisi Jika Parkir Sembarangan saat Lebaran Ketupat di Gorontalo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.