Arti Kata

DPR Desak Kemenkes dan Pemda Tangani KLB Campak di Sejumlah Provinsi, Apa Itu Campak?

Sejauh ini, sebanyak 31 provinsi di Indonesia berstatus Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak. Simak penyebab, gejala, dan cara penanganan campak.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Internet
Ilustrasi pasien campak. Puluhan provinsi di Indonesia mengalami peristiwa Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak. Apa itu Campa? 

TRIBUNGORONTALO.COM - DPR RI meminta Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah segera menangani peristiwa Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak yang telah terjadi di sejumlah provinsi.

Sejauh ini, sedikitnya 31 provinsi di Indonesia mengalami kelonjakan jumlah kasus penyakit campak.

Apa Itu Campak?

Dilansir TribunGorontalo.com dari Encyclopedia Britannica, campak atau disebut sebagai rubeola adalah penyakit virus menular yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis, dan ruam.

Baca juga: Peternak Panik gegara Virus Lumpy Skin Disease Mulai Serang Sapi di Sragen, Apa Itu LSD?

Campak paling sering terjadi pada anak-anak tetapi dapat muncul pada orangtua.

Bayi kebal hingga usia 4 atau 5 bulan jika ibunya pernah mengidap penyakit tersebut.

Kekebalan terhadap campak setelah serangan biasanya seumur hidup.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Antraks, Penyakit Menular Serius pada Hewan yang Serang Warga di Wonogiri

Penularan dan Gejala Campak

Campak sangat mudah menular sehingga kontak sekecil apa pun dengan kasus aktif dapat menulari orang yang rentan.

Setelah masa inkubasi sekitar 10 hari, pasien mengalami demam, kemerahan dan mata berair, ingus yang banyak, dan hidung mampet akibat selaput lendir pada hidung dan tenggorokan.

Gejala tersebut sering disalahartikan sebagai flu berat.

Adapun periode ini berlangsung selama 48 hingga 96 jam.

Baca juga: Kemenkes Tetapkan KLB Polio Susul Kasus di Aceh, Apa Itu Polio? Kenali Gejala dan Bahayanya

Demam meningkat dengan munculnya ruam jerawat, dan suhu dapat naik setinggi 40 derajat celcius saat ruam mencapai maksimum.

Kemudian 24 hingga 36 jam sebelum ruam berkembang, muncul makula khas di selaput lendir mulut, yang disebut bintik Koplik, bintik putih kebiruan yang dikelilingi oleh area merah cerah dengan diameter sekitar 0,75 mm.

Setelah 1 atau 2 hari, ruam menjadi lebih merah dan berangsur-angsur memudar, suhu turun dengan cepat, dan gejala catarrhal menghilang.

Baca juga: Merlan Uloli Sebut Angka Kasus Stunting Anak-anak di Bone Bolango Cukup Tinggi, Apa Itu Stunting?

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved