Perang Rusia Ukraina
Joe Biden Ragu Rudal yang Meledak di Polandia adalah Ulah Pasukan Rusia yang Perang di Ukraina
Presiden AS Joe Biden menilai rudal yang meledak di Polandia tidak mungkin ditembakkan dari pasukan Rusia yang berperang di Ukraina.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
Biden membuat pernyataan singkatnya setelah dia mengadakan pertemuan darurat kelompok pemimpin barat G7 untuk membahas implikasi serangan di Polandia.
Pertemuan tersebut menggarisbawahi kemungkinan bahwa serangan itu mewakili serangan Rusia di wilayah NATO.
Sesuatu yang mungkin membutuhkan permintaan artikel pertahanan diri kolektif NATO. Moskow membantah bertanggung jawab.
Baca juga: Saat Indonesia dan Jokowi Disebut Lagi Berusaha Selamatkan Rusia Jadi Target Bully AS dkk di KTT G20
G7 terdiri dari Kanada, Italia, Prancis, Jerman, Inggris, AS, dan Jepang.
Serta dua pemimpin Uni Eropa Charles Michel dan Ursula von der Leyen juga hadir, serta Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan PM Spanyol Pedro Sanchez.
Di antara para pemimpin nasional hanya Jepang yang bukan anggota aliansi NATO.
Biden selalu putus asa untuk mencegah perang di Ukraina meluas ke wilayah NATO atau ke wilayah Rusia, jadi akan mencari bukti pasti tentang siapa yang menembakkan rudal dan tingkat niatnya.
Baca juga: Perang Rusia Ukraina: Zelensky Klaim Pasukan Putin Lakukan 400 Kasus Kejahatan Perang di Kherson
Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan tersebut, anggota G7 dan NATO hanya merujuk pada ledakan di dalam perbatasan Polandia dan bukan serangan.
“Kami membahas ledakan yang terjadi di bagian timur Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina. Kami menawarkan dukungan penuh dan bantuan untuk penyelidikan yang sedang berlangsung di Polandia." kata Biden.
"Kami setuju untuk tetap berhubungan dekat untuk menentukan langkah selanjutnya yang tepat saat penyelidikan berlangsung.” sambungnya.
Adapun skala serangan rudal Rusia di Ukraina pada hari Selasa digambarkan oleh Ukraina sebagai yang paling parah dari seluruh perang dan mungkin dirancang sebagai unjuk kekuatan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin kepada anggota G20 yang berkumpul di Bali.
Baca juga: Beda Biden dan Menlu Rusia Begitu Tiba di Bali untuk KTT G20, Presiden AS Bawa Mobil Sendiri
Putin sendiri menolak untuk menghadiri KTT G20 di Bali tersebut.
Namun mengirimkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sebagai penggantinya untuk menghadiri jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Presiden Indonesia Joko Wikodo (Jokowi) saat serangan diluncurkan.
Upaya telaten Indonesia untuk membuat agenda G20 mengesampingkan perang di Ukraina telah mendapat pukulan terakhir oleh serangan terbaru Putin terhadap infrastruktur energi Ukraina.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia membantah misilnya menyeberang ke Polandia.
Kemhan Rusia menyebut laporan itu sebagai provokasi yang disengaja.
(TribunGorontalo.com/Nina Yuniar)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/biden-14-nov-2022.jpg)