Arti Kata
Warga Korea Selatan Banyak yang Ikut Program CPR Pasca Tragedi Halloween Itaewon, Apa Itu CPR?
Setelah tragedi Halloween Itaewon yang tewaskan lebih 150 orang terjadi, warga Korea Selatan berbondong-bondong pelajari CPR, apa itu CPR?
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ananda Putri Octaviani
TRIBUNGORONTALO.COM - Banyak warga Korea Selatan yang mengikuti program pelatihan CPR setelah tragedi perayaan Halloween di Itaewon.
Tragedi perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan yang menewaskan lebih dari 150 orang masih menyisakan duka mendalam.
Tragedi maut perayaan Halloween di Itaewon itu dipicu oleh membludaknya kerumunan karena diperkirakan ratusan ribu orang mendatangi kawasan yang terkenal dengan dunia malamnya itu.
Banyak video-video beredar di media sosial yang memperlihatkan betapa mencekamnya peristiwa maut tragedi Halloween Itaewon yang terjadi pada Sabtu (29/10/2022) lalu itu.
Baca juga: Apa Itu Halloween? Perayaan yang di Itaewon Korea Selatan Berakhir Pilu, Lebih 150 Orang Tewas
Salah satu video viral tragedi Halloween Itaewon yakni menunjukkan sejumlah petugas medis, polisi, dan warga melakukan CPR pada korban kerumunan yang tak sadarkan diri dan kabarnya mengalami henti jantung.
Apa Itu CPR?
Dilansir TribunGorontalo.com dari Encyclopedia Britannica, CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau Resusitasi jantung paru adalah prosedur darurat untuk memberikan pernapasan buatan dan sirkulasi darah ketika pernapasan serta sirkulasi normal telah berhenti.
Terhentinya pernapasan dan sirkulasi darah itu biasanya akibat trauma seperti serangan jantung atau hampir tenggelam.
Baca juga: Pesta Halloween Itaewon Jadi Tragedi Paling Mematikan di Korsel: Ini Sejarah Festival 2.000 Tahun
Pertolongan pertama berupa CPR memberi waktu bagi korban trauma dengan memasok oksigen yang menopang kehidupan ke otak dan organ vital lainnya sampai personel medis darurat yang lengkap tiba di tempat kejadian.
Sementara pelatihan diperlukan untuk CPR konvensional, bentuk modern, yang dikenal sebagai CPR “hanya tangan”, dapat dilakukan oleh individu yang belum menerima pelatihan formal.
Menurut American Heart Association (AHA), CPR tangan-saja, yang direkomendasikan hanya untuk digunakan pada orang dewasa yang tiba-tiba pingsan, hanya membutuhkan "dua langkah untuk menyelamatkan nyawa."
Pertama, orang yang bertindak (penolong) mengambil langkah untuk memanggil tenaga medis darurat ke tempat kejadian.
Baca juga: Apa Itu Leptospirosis? Penyakit Bakteri Menular yang Tewaskan Puluhan Orang di Jawa Tengah
Kedua, penolong mulai mendorong dengan keras dan cepat di bagian tengah dada korban, mendorong dada berulang kali ke dalam sekitar 4–5 cm dengan setiap tekanan.
Pengepresan dada harus terus dilakukan tanpa gangguan, dengan kecepatan 100 penekanan per menit, sampai petugas medis tiba.
CPR tangan-saja yang dilakukan pada orang dewasa yang tiba-tiba pingsan sama efektifnya dengan CPR konvensional.