Terpojok Sanksi Barat, Rusia Boikot Pertemuan Dewan Keamanan PBB

Rusia akan memboikot pertemuan Dewan Keamanan PBB dengan Komite Politik dan Keamanan (PSC) Uni Eropa, Rabu (4/5/2022).

Editor: Lodie Tombeg
Kompas.com/REUTERS/ANDREW KELLY via VOA INDONESIA
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy muncul melalui tayangan video di hadapan para anggota Dewan Keamanan PBB di Markas Besar PBB di Manhattan, New York, AS, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, 5 April 2022. 

TRIBUNGORONTALO.COM - Rusia akan memboikot pertemuan Dewan Keamanan PBB dengan Komite Politik dan Keamanan (PSC) Uni Eropa, Rabu (4/5/2022).

Hal tersebut disampaikan beberapa diplomat dan keputusan itu menunjukkan tanda lebih lanjut dari memburuknya hubungan antara Moskwa dan mitra-mitranya di PBB.

Menurut seorang sumber diplomatik Rusia yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan kepada AFP, keputusan Moskwa tersebut terkait dengan situasi di Ukraina.

Seorang diplomat Barat mengatakan kepada AFP bahwa sebelumnya Rusia belum pernah memboikot pertemuan Dewan Keamanan PBB sejak invasi ke Ukraina dimulai pada 24 Februari.

Pertemuan informal tahunan antara Dewan Keamanan PBB dan PSC Uni Eropa belum diadakan sejak 2019 karena pandemi Covid-19.
Pertemuan tersebut diharapkan membahas interaksi antara Uni Eropa dengan PBB di negara-negara di mana kedua organisasi tersebut melakukan operasi.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, hubungan antara Moskwa dan negara-negara lain di PBB menurun dengan cepat.

Dalam konferensi pers, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield, yang negaranya akan menjadi presiden Dewan Keamanan PBB pada Mei, mengatakan bahwa dewan terus berfungsi secara normal.

Thomas-Greenfield mengatakan, Dewan Keamanan PBB sangat sukses dalam mengucilkan Rusia sejak akhir Februari.

“Kami telah berhasil menyatukan suara-suara yang mengutuk Rusia di Majelis Umum, tetapi itu terjadi karena ada begitu banyak dukungan untuk itu di Dewan Keamanan,” kata Thomas-Greenfield.

Dia menggarisbawahi bahwa Rusia telah lolos dari kecaman Dewan Keamanan PBB pada akhir Februari karena Moskwa menggunakan hak vetonya.

“Rusia terisolasi di Dewan Keamanan, dan setiap kali kami berdiskusi terkait dengan Rusia, mereka defensif dan kami akan terus menekan sampai mereka mengakhiri serangan brutal terhadap Ukraina,” tutur Thomas-Greenfield kepada wartawan.

China Sebut Sanksi Barat Sepihak Tanpa Dukungan DK PBB

Rusia dan China pada Senin (7/2/2022) menentang yang mereka sebut sanksi sepihak ke Rusia, yang dijatuhkan atas konflik Ukraina tanpa dukungan Dewan Keamanan PBB.
"Hanya sanksi Dewan Keamanan yang sah," kata Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy dikutip dari AFP. Dia menambahkan, sanksi semacam itu adalah "alat penting untuk bereaksi terhadap tantangan global."

Tanpa menyebut Ukraina, yang dikhawatirkan Barat akan diserbu Rusia, Polyanskiy mengecam tindakan "sepihak" yang merusak upaya perdamaian dan mengganggu kedaulatan negara, seperti di Suriah, Belarus, Kuba, Venezuela, Iran, Afghanistan, Burma, dan Mali. Sementara itu, Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan, "Sanksi sepihak yang memaksa merupakan sumber keprihatinan utama."

Zhang menambahkan, negara-negara yang memprakarsainya terjerat seperti obat dan mendesak mereka segera menghentikannya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved