Menlu Rusia Sebut Potensi Perang Nuklir Meningkat: Banyak Negara Kirim Senjata ke Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan  kondisi saat ini semakin memburuk di mana potensi perang nuklir kemungkinan dapat terjadi.

Kompas.com/AFP
Menteri Luar Negri Rusia, Sergey Lavrov 

TRIBUNGORONTALO.COM - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan  kondisi saat ini semakin memburuk di mana potensi perang nuklir kemungkinan dapat terjadi.

"Ada banyak pihak yang menginginkannya," ujar Lavrov.

"Bahayanya serius, nyata. Ini tidak bisa diremehkan," tambahnya.

Ia menjelaskan, saat ini banyak pihak yang tidak ingin perang dunia ketiga terjadi, namun di saat yang sama banyak negara yang membuat perang berlarut-larut dengan cara mengirimkan senjata ke Ukraina.

Di sisi lain, anggota parlemen Ukraina bernama Ilya Kiva (44) mengeluarkan statement kontroversial terkait konflik antara Rusia dan Ukraina.

Kiva sendiri telah dikeluarkan dari parlemen Ukraina setelah dicap sebagai pengkhianat karena mendukung invasi yang dilakukan oleh pemerintah Rusia.

Selain mendukung invasi, Kiva meminta agar Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, pernyataan ini disampaikan oleh Kiva lewat akun Telegram miliknya.

"Ingat!!! Mereka takut dan segan hanya kepada kekuatan!!!" tulis Kiva.

Kiva menyampaikan bagaimana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan negara-negara barat takut akan senjata nuklir yang dimiliki oleh Rusia.

 "Hanya ini (senjata nuklir) yang dapat mengakhiri konfrontasi yang terjadi, tidak hanya dengan otoritas Ukraina, tapi dengan seluruh negara barat yang aktif dan terlibat dalam konflik militer di Ukraina," ungkap Kiva.

Baca juga: Jawab Tuduhan Putin, Ukraina Tak Berencana Membunuh Jurnalis Rusia

"Jika seseorang berpikir ini tidak sesuai aturan, ingat: negara barat yang menulis aturan tersebut sesuai dengan kepentingan mereka dan agar semakin efektif menghancurkan mu," tulisnya.

Kiva dikeluarkan dari parlemen Ukraina pada bulan Maret lalu.

Saat ini Kiva diduga sedang bersembunyi di Rusia.

Baik Rusia maupun Ukraina kini telah sama-sama mengumumkan babak baru konflik telah dimulai.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved