Konflik Rusia Vs Ukraina

Ditentang Dunia, Minyak Rusia Tidak Laku lagi Pascainvasi ke Ukraina

Sanksi ekonomi terhadap Rusia berimbas terhadap minyak negeri beruang merah. Rusia sedang berjuang mencari pembeli minyak produksinya.

Editor: Lodie Tombeg
kompas.com
Kilang minyak Rusia 

Usulan infrastruktur energi baru juga dapat terhambat, seperti proyek Minyak Vostok unggulan Rosneft di Siberia.

Raksasa perdagangan minyak Swiss, Trafigura, menyatakan bahwa mereka sedang meninjau opsi atas saham minoritas Vostok. Dengan dikesampingkannya Rusia, pembeli Eropa beralih ke minyak dari Timur Tengah yang kaya minyak mentah.

Namun, dua negara juragan minyak--Uni Emirat Arab dan gembong OPEC Arab Saudi--enggan menaikkan produksi. Salah satu faktor yang tidak pasti adalah Iran.

Pembicaraan terbaru sedang berlangsung dengan kekuatan dunia untuk mencabut sanksinya sendiri terkait program nuklirnya.

Teheran menyatakan bahwa pihaknya siap meningkatkan ekspor jika kesepakatan tercapai, meskipun belum terlihat seberapa cepat penjualan minyaknya dapat berdampak pada pasar.

Harga Gas Eropa Melambung 

Dampak perang antara Rusia dan Ukraina mulai terasa, dengan harga gas Eropa melambung ke rekor tertinggi, naik sekitar 50 persen pada Rabu (2/3/2022).

Harga gas TTF Belanda yang menjadi acuan Eropa, misalnya, mencapai 194,715 euro (Rp 2,8 juta) per megawatt-jam dalam transaksi pagi hari.

Harga gas Inggris juga melonjak setinggi 463,84 pence (sekitar Rp 37.174, 1 pound = 240 pence) per term, mendekati rekor 470,83 pence (sekitar Rp 37.751) yang dicapai pada Desember 2021.

Perang Rusia vs Ukraina juga membuat harga minyak meroket pada Rabu (2/3/2022) karena Rusia juga merupakan salah satu produsen minyak mentah terbesar dunia.

Minyak patokan Eropa Brent North Sea sebelumnya melonjak menjadi 113,02 dollar AS (Rp 2,17 juta) per barrel, level tertinggi sejak 2014. WTI yang diperdagangkan di New York memuncak pada 111,50 dollar AS (Rp 2,14 juta), level yang terakhir dicapai pada 2013. Para penjual akan menanti hasil pertemuan OPEC dan produsen utama lainnya, termasuk Rusia, Rabu waktu setempat.

Pertemuan itu akan membahas apakah bakal meningkatkan produksi untuk meredam kenaikan harga, yang turut mendorong inflasi. Dampak Perang Rusia vs Ukraina juga memicu perubahan tajam di pasar saham global selama seminggu terakhir. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dampak Invasi ke Ukraina, Rusia Mulai Susah Cari Pembeli Minyak"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved