Kasus Puskes Sipatana

Buntut Kasus Sipatana, Dinkes Kota Gorontalo Rilis Nomor Ambulans yang Bisa Dipakai Kapan Saja

Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Gorontalo menegaskan ketersediaan layanan ambulans darurat yang bisa diakses masyarakat selama 24 jam

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Wawan Akuba
ambulansia
AMBULANS - Ambulance Type VIP, Merek Suzuki APV GX MT, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Gorontalo menegaskan ketersediaan layanan ambulans darurat yang bisa diakses masyarakat selama 24 jam, tanpa syarat dan ketentuan tertentu.

Kepala Dikes Kota Gorontalo, Mohammad Kasim, menyampaikan bahwa pihaknya menyediakan layanan panggilan ambulans yang bisa digunakan masyarakat di wilayah Kota Gorontalo kapan pun dibutuhkan.

"Iyah, selain pelayanan puskesmas bisa juga menggunakan kontak itu," ujarnya saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: Sosok Havid Duto, Warga Sipatana Gorontalo yang Viral karena Tak Dapat Layanan Ambulans

Layanan ambulans darurat itudapat diakses melalui nomor 0821-9413-1119, yang merupakan kontak tim medis emergensi PCS Kota Gorontalo, standby 1x24 jam.

Masyarakat diminta agar mencatat dan menyimpan nomor tersebut untuk kebutuhan darurat.

Ambulans ini, kata dia, disediakan sebagai tambahan dari fasilitas ambulans yang tersedia di setiap puskesmas.

Ia menegaskan tak ada ketentuan atau syarat tertentu bagi yang membutuhkan.

"Tidak ada (syarat dan ketentuan) yang penting layanannya wilayah dalam Kota," jelasnya.

Melalui layanan ini, ia berharap penanganan medis darurat dapat dilakukan lebih cepat.

"Supaya pertolongan kesehatan dapat kami lakukan dengan cepat," pungkasnya.

Layanan ambulans ini sempat menjadi perhati menyusul nasib naas dialami Havid S Duto. 

Havid meninggal gara-gara tak tertangani dengan baik oleh tenaga kesehatan.

Baca juga: Polda Gorontalo Bantah Isu Amin Tersangka Kasus Pelecehan Dibekingi Oknum Polisi

Havid meninggal pada Senin 17 November 2025 kemarin saat dilarikan ke RS Aloei Saboe menggunakan mobil taksi.

Meski keluarga percaya bahwa ajal sudah diatur tuhan, namun keluarga masih tak terima ajal itu datang cepat dengan dugaan kelalaian tenaga kesehatan (nakes).

Hal yang disesali keluarga adalah lambannya penanganan terhadap Havid.

Pria 41 tahun itu awalnya akan dilarikan ke RS menggunakan Ambulance.

Namun, Ambulance yang merupakan mobil gawat darurat, bisa menembus kemacetan dan mengantar pasien secepat kilat, tak kunjung datang.

Havid, akhirnya hanya bisa dilarikan menggunakan mobil taksi berbayar.

Mobil yang digunakan pun harus menembus kemacetan dengan klakson seadanya.

Risnawati Duto, sepupu korban yang diwawancarai TribunGorontalo.com di rumah duka siang tadi menyesalkan mobil Ambulance yang tak bisa diharapkan.

Sebab, sopir ambulance justru lebih mementingkan pertandingan olahraga Voli daripada membawa pasien ke rumah sakit.

Memang, Havid tak masuk UGD Puskesmas Sipatana, Kota Gorontalo. Sebab, keluarga ingin RS yang langsung menanganinya.

Mereka pun hanya berharap diberikan fasilitas Ambulance untuk bisa membawa Havid tiba di RS tepat waktu.

Namun, detik-detik kritis Havid itu, sopir mobil ambulance RS Sipatana justru disebut tak ada di tempat dan malah disebut tak bisa mengantar pasien.

Sebabnya, sang sopir yang disebut berjumlah dua orang itu akan mengikuti pertandingan bola voli.

Saat dikonfirmasi, Kepala Puskemas Sipatana, Rita Bambang membenarkan kejadian itu.

Ia menyebut bahwa dalam waktu yang sama pihaknya memang menjadi peserta olahraga dalam rangkaian kegiatan Hari Kesehatan Nasional (HKN).

Ia pun mengakui jika memang menerima telepon dari pihak keluarga untuk melakukan peminjaman Ambulance.

Bukannya tak meminjamkan, ia mengakui jika tak ada sopir yang bisa mengendarai mobil tersebut.

"Bukannya tidak memberikan, tapi drivernya lagi main Voli," kata Rita.

Ia pun mengungkapkan, jika keluarga pasien ini adalah nakes yang mestinya tahu jika ada standar prosedur yang harus dilalui.

Ia justru menyesalkan pasien tak dibawa ke Puskesmas Sipatana terlebih dahulu.

"Ada orang kesehatan di situ (bersama pasien). Kan sebaiknya (ke Puskesmas), cuma berapa kilo (km) dari sini. Ke UGD dan itu UGD itu kan ada Oksigen, ada infus untuk sementara," kata Rita.

Ia pun menepis isu jika pihaknya tak meminjamkan mobil dengan driver dari masyarakat. Sebab kata dia, sesaat ia akan mengizinkan, telpon putus karena ada yang masuk menelpon.

"Tiba-tiba telepon putus," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved