Berita Nasional
Bermimpi Jadi Kiper, Rizki Nurfadhilah Tertipu Kontrak palsu dan Jadi Operator Scam di Kamboja
Harapan Rizki Nurfadhilah (18) untuk meniti karier sebagai kiper di klub profesional kandas. Harapan Rizki Nurfadhilah (18)
TRIBUNGORONTALO.COM — Rizki Nurfadhilah tak bisa menahan kesedihannya lantaran terjebak tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Pemuda 18 tahun itu sebetulnya ingin menjadi seorang kiper profesional. Karena itu, ia pun menempu berbagai cara agar bisa mewujudkannya.
Karena itu, ketika datang tawaran klub profesional asal Medan, ia pun mengiyakan. Awalnya ia berharap melalui kontrak itu, bisa menebus impiannya.
Rupanya, ia malah terjebak TPPO. Kontrak itu rupanya hanya akal bulus, penipuan jaringan TPPO internasional.
Rizki pun dibawa ke Kamboja. Bukan untuk jadi kiper, ia justru dijadikan anggota penipuan daring.
Baca juga: Rapel Gaji Pensiunan Tidak Cair 20 November, Taspen Klarifikasi Kebenarannya
Harapan pria jebolan Diklat Persib Bandung ini pun pupus. Dari lapangan, ia malah dijadikan penipu.
Rizki dipaksa mencari korban orang kaya untuk ditipu dengan modus platform percintaan.
Bahkan Rizki mendapat siksaan jika tidak mendapat target korban. Alhasil nasib Rizki kini tragis.
"Anak saya bilang ada kontrak main bola di Medan selama satu tahun. Lalu dijemput ke sini pakai travel, terus dibawa ke Jakarta. Tapi di Jakarta, bukannya ke Medan, malah ke Malaysia. Sebelum akhirnya ke Kamboja," ujar Ayah Rizki Nurfadhilah, Dedi Solehudin (42), Selasa (18/11/2025) dikutip TribunJabar.id.
Sesampainya di Kamboja, Dedi menceritakan, anaknya memang sempat berkomunikasi dengannya.
Sang anak mengabarkan sering mendapatkan tindak kekerasan oleh pimpinannya.
Rizki Nurfadhilah diwajibkan mencari 20 kontak calon korban yang kaya raya dari berbagai negara untuk nantinya ditipu. Jika tidak memenuhi target, maka mendapat penyiksaan fisik.
"Kalau enggak dapat, dia disiksa. Sampai 500 kali pukulan, kadang-kadang. Terus disuruh ngangkat galon dari lantai satu sampai lantai 10. Dia tiap hari kerja dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Bahkan sering belum selesai meski sudah jam 12 malam," katanya.
Komunikasi dengan Keluarga Dilakukan Sembunyi-sembunyi
Dedi mengungkapkan, komunikasi dengan sang anak memang tidak pernah putus hingga saat ini.
Namun berdasarkan pengakuan Rizki Nurfadhilah , dia melakukannya secara sembunyi-sembunyi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/TUNJUKKAN-FOTO-Imas-Siti-Rohanah-52-warga-Kelurahan-Pesawahan.jpg)