Tribun Podcast

Cerita Idah Syahidah Bagi Waktu Jadi Wagub Gorontalo hingga Keluarga: Dilema dengan Suami

Mengemban amanah sebagai Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah tidak menutup mata bahwa dirinya tetaplah seorang perempuan

|
Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Aldi Ponge

TRIBUNGORONTALO.COM - Mengemban amanah sebagai Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah tidak menutup mata bahwa dirinya tetaplah seorang perempuan dengan tanggung jawab di rumah dan keluarga.

Hal tersebut ia sampaikan saat podcast di Studio TribunGorontalo.com yang dipandu Jurnalis Tribun Gorontalo Prailla Karauwan dan Minarti Mansombo pada Rabu (24/9/2025), dengan tema “Wakil Gubernur Perempuan Pertama di Gorontalo.”

Idah menegaskan, sehebat apapun karier perempuan, urusan rumah tangga tetaplah hal yang tidak bisa dilepaskan.

“Kita punya suami, kita punya anak yang harus kita siapkan kebutuhannya,” ujar Istri Rusli Habibie, Gubernur Gorontalo 2 periode

Menurutnya, pekerjaan sebagai pejabat publik dan kewajiban sebagai seorang istri serta ibu bisa berjalan beriringan. 

TRIBUN PODCAST - Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah saat hadiri podcast di Studio TribunGorontalo.com yang dipandu Jurnalis TribuGorontalo Prailla Karauwan dan Minarti Mansombo pada Rabu (24/9/2025).
TRIBUN PODCAST - Wakil Gubernur Gorontalo Idah Syahidah saat hadiri podcast di Studio TribunGorontalo.com yang dipandu Jurnalis TribuGorontalo Prailla Karauwan dan Minarti Mansombo pada Rabu (24/9/2025). (SCREENSHOOT YOUTUBE TRIBUN GORONTALO)

Namun, ia juga mengakui bahwa ketika ada tugas negara, ia harus menaruh prioritas lebih.

“Pada waktu yang bersamaan ada tugas yang harus diselesaikan sebagai Wakil Gubernur Gorontalo, maka itu saya lebih memprioritaskan hal tersebut. Sehingga perlu ada pengertian dari pasangan kita,” jelas Ketua DPD I Partai Golkar Gorontalo.

Bagi Idah, dukungan keluarga sangat penting. Ia bersyukur anak-anaknya sudah besar sehingga tidak lagi terlalu menuntut perhatian intensif. 

Kendati begitu, ia menyebut masih ada dilema ketika harus membagi waktu dengan sang suami yang saat ini menjabat Anggota DPR RI.

Lebih jauh, ia melihat posisinya saat ini memberi inspirasi bagi perempuan-perempuan lain di Gorontalo.

“Ini kesempatan perempuan-perempuan di belakang saya ini termotivasi,” tuturnya.

Idah optimistis bahwa keberadaannya sebagai wakil gubernur akan membuka pintu lebih lebar bagi kaum perempuan, untuk berkarier di dunia politik maupun birokrasi, tanpa melupakan identitasnya sebagai ibu dan istri. 

Rutin Turun Lapangan Terima Banyak Keluhan dan Aspirasi

Di balik kesibukannya sebagai pejabat daerah, Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah, tetap memberi ruang untuk mendengar suara rakyat.

Idah mengaku sering menerima audiensi dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat umum, komunitas, organisasi LSM, hingga lembaga pendidikan.

“Oh banyak, banyak banget meliputi masyarakat, komunitas, organisasi LSM, lembaga pendidikan, dan banyak lagi yang minta audiensi ke saya,” tuturnya.

Bagi Idah, mendengar langsung keluhan masyarakat adalah bagian penting dari kepemimpinan. 

Namun, ia tidak ingin bekerja sendiri. Karena itu, setiap kali audiensi, ia melibatkan OPD terkait agar aspirasi yang masuk bisa segera ditindaklanjuti.

“Misalnya hubungan dengan UMKM, saya panggil Disperindag. Hubungannya dengan kesehatan, saya panggil Kadinkes. Jadi saya selalu didampingi,” jelasnya.

Idah menambahkan, tidak semua aspirasi bisa langsung dipenuhi. 

Efisiensi anggaran menjadi salah satu faktor penghambat. Meski begitu, ia memastikan program prioritas tetap berjalan. 

Sebagian sudah terealisasi, sebagian masih dalam proses, dan sebagian lainnya diusulkan untuk tahun depan.

“Sehingga ini perlu sebuah pengertian juga dari masyarakat untuk program-program tersebut,” katanya.

Idah pun menegaskan dirinya terbuka pada semua kalangan. 

Bahkan, ketika mahasiswa menggelar demonstrasi, ia memilih hadir untuk mendengar langsung tuntutan mereka.

“Dalam undangan saat demonstrasi, saya memenuhi panggilan mahasiswa dan ingin mendengar langsung tuntutan mereka,” ungkapnya.

Sikap terbuka ini menurutnya adalah kunci menjaga komunikasi antara pemerintah dan rakyat, agar pembangunan bisa berjalan seiring dengan harapan masyarakat. (*/Jian)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved