Hacker Ditangkap

Sebut WFT Bukan Pelaku Asli, Bjorka Tunjukkan Dirinya Masih Bebas, Data Badan Gizi Nasional Diancam

Hacker Bjorka kembali muncul, ancam retas data Badan Gizi Nasional dan sebut WFT yang ditangkap polisi bukan pelaku asli.

Twitter @bjorkanism
BJORKA - Hacker Bjorka kembali muncul, ancam retas data Badan Gizi Nasional dan sebut WFT yang ditangkap polisi bukan pelaku asli. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Dunia maya kembali dihebohkan dengan kemunculan akun hacker Bjorka yang sempat viral pada tahun 2022 lalu. 

Kali ini, akun tersebut muncul dengan ancaman baru: akan meretas data milik Badan Gizi Nasional (BGN).

Lewat unggahan di media sosial, akun yang mengatasnamakan Bjorka itu menyinggung lembaga pemerintah tersebut sekaligus menyindir kepolisian Indonesia. 

Ia juga menegaskan bahwa WFT, pemuda asal Minahasa yang sempat ditangkap polisi beberapa waktu lalu, bukan sosok Bjorka yang asli.

Kemunculan akun ini sontak memancing perhatian publik. 

Banyak warganet kembali mempertanyakan siapa sebenarnya sosok di balik nama “Bjorka” yang sejak 2022 kerap mengguncang ruang digital Indonesia dengan kebocoran data dan pernyataan kontroversialnya.

Baca juga: KJP Plus Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Jadwal Pencairan dan Cara Cek Penerimanya Via Online

Dilansir dari TribunMedan.com, diungkap akun Bjorka, selama ini banyak akun yang mengklaim mereka adalah Bjorka asli.

Padahal sejak tahun 2022 diakui Hacker Bjorka dirinya masih bebas.

"You think its me? everyone uses my name, but you don't realize Im still free the one who appeared in 2022 (Kamu pikir itu aku? semua orang menggunakan namaku, tapi kamu tidak sadar aku yang muncul sejak 2022 masih bebas)," tulis akun instagram @bjorkanism, dikutip TribunnewsBogor.com pada Minggu (5/10/2025).

Tak cuma itu, pemilik akun instagram Bjorka juga meminta kepolisian fokus saja mengurus kasus yang belum terpecahkan.

Pemilik akun Bjorka itu juga menyinggung soal permasalahan di tubuh badan gizi nasional.

"Yes Im still alive and free just take care of your stupid nutrition agency, focus on the issues in your country, dont talk about me, before I reveal that damn data (Ya aku masih hidup dan bebas, urus saja badan gizi bodohmu itu, fokus pada masalah di negaramu, jangan bicara tentangku, sebelum aku membongkar data sialan itu)," tulis akun Bjorka.

Tiba-tiba muncul, pemilik akun Bjorka pun menyinggung organisasi negara yang tengah disorot yakni Badan Gizi Nasional.

Badan Gizi Nasional (BGN) adalah lembaga pemerintah yang berfokus pada pengelolaan dan pengawasan program gizi di Indonesia.

BGN bertugas merumuskan kebijakan, mengawasi distribusi pangan bergizi, serta mendukung peningkatan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan.

Lembaga ini juga kerap menjadi rujukan data terkait status gizi nasional dan program intervensi gizi di berbagai daerah.

Baca juga: Kawasan SPBU di Jalan HB Jassin Kota Gorontalo Tergenang Akibat Hujan, Pengendara Sampai Putar Arah

Diduga akun Bjorka akan membocorkan data yang berkaitan dengan Badan Gizi Nasional.

"Hello nutrition agency," tulis Bjorka sembari menunjukkan tangkapan layar berupa data.

Sosok Bjorka yang ditangkap polisi

Kendati akun instagram Bjorkanism mengklaim dirinya masih berkeliaran, polisi sebelumnya telah mengurai sosok Hacker Bjorka.

Identitas WFT yang diyakini sebagai Bjorka pun sempat dijabarkan oleh pihak kepolisian.

Kata Kasubdit IV Ditres Siber AKBP Herman Edco Wijaya, Hacker Bjorka bukan ahli IT dan cuma pemuda yang putus sekolah.

"Yang bersangkutan (WFT) hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT. Dia mempelajari IT melalui komunitas-komunitas media sosial," ungkap AKBP Herman Edco Wijaya dilansir dari Kompas.com.

Untuk kesehariannya, WFT disebut kerap belajar IT dari forum gelap di internet.

Baca juga: Tak Selalu 4 Jam! Begini Ketentuan Jam Kerja PPPK Paruh Waktu Sesuai Aturan Menpan RB 2025

Hal itu dilakukan WFT untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

WFT adalah seorang yatim piatu yang harus menafkahi keluarga.

"Dia anak yatim piatu, anak tunggal yang menghidupi keluarganya," ujar Wakil Ditres Siber AKBP Fian Yunus.

Kabarnya sejak tahun 2020, WFT aktif di dunia laman gelap (dark web) lalu belajar peretasan.

“Pelaku juga diketahui memperjualbelikan data melalui Facebook, TikTok, dan Instagram, serta menerima pembayaran dalam bentuk mata uang kripto," pungkas AKBP Fian.

Bukan cuma itu, WFT juga disebut-sebut menjual berbagai data mulai dari perbankan, perusahaan swasta, sampai kesehatan.

Hingga akhirnya, WFT melalui akun X (Twitter) @bjorkanesiaa membagikan tangkapan layar soal database nasabah bank.

Akun tersebut kabarnya telah mengirimkan pesan ancaman kepada akun resmi bank dan mengklaim telah menyadap 4,9 juta data nasabah.

Hal itu dilakukan diduga guna memeras pihak bank.

“Motifnya adalah untuk memeras pihak bank. Namun, pemerasan belum terjadi karena pihak bank langsung melapor ke polisi," imbuh AKBP Herman Edco Wijaya.

Baca juga: Hujan Masih Guyur Provinsi Gorontalo, BMKG Prediksi Masih Berlangsung hingga Siang Nanti

Atas perbuatannya itu, WFT pun jadi tersangka dan dijerat pasal dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

WFT yang disebut sebagai Hacker Bjorka dijerat dengan Pasal 46 juncto Pasal 30, dan/atau Pasal 48 juncto Pasal 32, dan/atau Pasal 51 Ayat (1) juncto Pasal 35 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 dengan ancaman pidana paling lama 12 tahun penjara dan denda sebesar Rp 12 miliar. 

Selain itu, WFT juga dijerat Pasal 65 ayat (1) juncto Pasal 67 ayat (1) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi, dengan ancaman pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar. (*)

 

 

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved