Berita Nasional

Viral Maba Unsri Dipaksa Cium Sesama Jenis, HIMATETA Minta Maaf, Kampus Ancam Sanksi Berat

Jagat maya dihebohkan dengan beredarnya video mahasiswa baru (maba) Universitas Sriwijaya (Unsri) yang dipaksa senior untuk berciuman

Editor: Wawan Akuba
Tribun
DIPAKSA CIUM - Sekretaris Universitas Sriwijaya Prof Dr Alfitri Msi memberikan keterangan dalam jumpa pers terkait video viral mahasiswa Fakultas Pertanian Unsri. Pihaknya pun minta maaf. 

TRIBUNGORONTALO.COM — Jagat maya dihebohkan dengan beredarnya video mahasiswa baru (maba) Universitas Sriwijaya (Unsri) yang dipaksa senior untuk berciuman dengan sesama jenis.

Rekaman berdurasi singkat itu memperlihatkan puluhan maba duduk berhadap-hadapan, dipasangkan laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan, lalu terdengar instruksi untuk melakukan “prosesi penciuman”.

“Sekarang prosesi penciuman,” ujar perekam sambil tertawa, dikutip dari Kompas.com, Rabu (24/9/2025).

Video yang diunggah sejumlah akun media sosial itu langsung viral, ditonton ratusan ribu kali, dan menuai hujatan.

Warganet menilai aksi tersebut tidak pantas, bahkan dianggap sebagai bentuk perpeloncoan yang seharusnya sudah lama dihapus dari dunia pendidikan tinggi.

Kegiatan itu diketahui merupakan acara penyambutan mahasiswa baru yang digelar Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (HIMATETA) pada 20 September 2025.

Ketua Umum HIMATETA, Ivandi Cesario Amar, tidak membantah isi video dan menyampaikan permintaan maaf terbuka.

“Kami tidak memikirkan jangka panjangnya. Kami mengucapkan beribu-ribu maaf dan siap menerima konsekuensi dari pihak kampus,” kata Ivandi.

Rektorat: Bisa Berujung Pemecatan

Sekretaris Rektor Unsri, Prof Dr Alfitri MSi, menegaskan bahwa mahasiswa yang terlibat bisa saja dijatuhi sanksi berat, termasuk pemecatan, jika terbukti melakukan pelanggaran serius.

“Kalau pelanggaran berat, bisa saja mahasiswa yang bersangkutan dipecat. Tapi keputusan tetap di tangan rektor,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).

Meski demikian, Alfitri menekankan bahwa proses investigasi harus dilakukan terlebih dahulu oleh tim satgas.

Ia juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukanlah perpeloncoan resmi, melainkan aktivitas di luar jadwal acara yang sudah selesai.

“Tidak ada lagi perpeloncoan di Unsri. Peristiwa itu terjadi setelah kegiatan resmi berakhir, saat pembina sudah meninggalkan ruangan,” jelasnya.

Alfitri, mewakili rektorat dan civitas akademika Unsri, menyampaikan permintaan maaf kepada publik dan berjanji memperketat pengawasan kegiatan kemahasiswaan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved